bukan aku

40 7 7
                                    


Vrrooomm!

Terdengar deru mesin Lamborghini yang melaju. Syera memaksimalkan kecepatan mobilnya tak ingin kehilangan mobil hitam di depan. Yah, Syera berusaha mengejar mobil Jihye. Belum puas dirinya menghajar gadis itu, Syera tidak takut petruss pokoknya.

" Jalang sialan, lo harus bayar mahal." Gerutunya sambil menginjak pedal gas menambah kecepatan.

Sayangnya sebuah sedan hitam memotong laju kendaraan Syera di perempatan jalan. Tak ada pilihan lain selain menghentikan laju mobilnya. Syera tidak ingin kehilangan nyawanya sebelum menghilangkan nyawa gadis itu. Dan sayangnya mobil Jihye telah lenyap tak terlihat entah berbelok atau melaju semakin kencang.

" Ahhh.." Desahnya kesal, hingga Syera membenturkan kepalanya pada roda kemudi.

" THIS  IS SO FUCKING! FUCKING! DAMN! Oh My God, ARGHH!" erang Syera frustasi, tak henti-hentinya gadis itu membentuk kepalanya pada roda kemudi sambil mengumpat. Emosinya sungguh meluap-luap sekarang, dan dia butuh melampiaskan hal tersebut.

Merasa sia-sia, Syera lantas memutar balik mobilnya secara tiba tiba, menimbulkan umpatan-umpatan kecil dari para pengguna jalan yang lain. Mobilnya kembali melaju kencang menuju rumah pria yang memenuhi pikirannya saat ini. Persetan dengan rambu lalu lintas, Syera hanya ingin meluap emosinya saat ini.

( Tidak boleh ditiru ya gaes!)

Brakk!

Pintu itu di buka kasar oleh Syera, entahlah gadis itu hanya ingin marah kepada setiap benda dihadapannya.

Belum genap 2 langkah Syera menginjakkan kakinya di rumah Jisung, Jaemin datang dengan jari telunjuk yang menempel pada bibirnya. Lelaki itu segera menghampiri Syera dan menarik gadis itu keluar sambil membekap mulutnya.

" Eppsppepep.. lo apa-apaan sih?!” nadanya terdengar kesal. Syera tidak mengerti kenapa dia harus ditarik keluar saat dirinya ingin masuk dan melihat keadaan Jisung.

" Jisung lagi tidur abis gue kasih obat, lo jangan ganggu dulu. Mending lo ikut gue ke cafe sebelah, gue bakal cerita soal Jisung, okey? Yuk!" Ajaknya sepihak, dan lantas menarik Syera ke cafe yang dimaksud.

Namun dapat Syera lihat luka lebam dan lecet pada muka Jaemin dan mungkin ada pula di bagian tubuh yang lain. Benar, Syera tadi tak melihat Jaemin muncul saat Jihye ada di sana, mungkin Jaemin di sekap atau di ikat tubuhnya begitulah pikiran Syera.

" Jaem, lo gak papa?" Syera menahan langkah Jaemin pada pergelangan tangannya. Pria itu mendesis pelan seperti kesakitan. Lantas Syera segera melepaskan cekalannya.

" Hah? Oh, gue gak papa." Jaemin cukup senang atas perhatian Syera, jujur saja ia masih menyukai gadis di hadapannya ini.

Syera mengintip kecil pergelangan tangan Jaemin, terlihat memerah, " Yakin? tunggu gue ke apotek situ bentar."

Jaemin tersenyum simpul, dan akhirnya memilih menunggu Syera sambil duduk di halte bus.

...

" Jadi?"

Mereka berdua sudah duduk di salah satu meja cafe. Syera yang pertama memulai pembicaraan setelah membantu Jaemin mengobati lukanya. Kakak yang satu ini lupa mengobati dirinya sendiri karena mengawatirkan Jisung, tapi jujur saja Syera juga khawatir, sangat.

" Ah, tentang jisung. Lukanya lumayan parah, tapi gue gak bisa bawa ke rumah sakit karena dia sendiri yang minta, takut bunda sama ayah khawatir. Btw dia mau bilang makasih buat salepnya, gitu haha.." tawa di akhir terdengar hambar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 23, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Can I Love You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang