Kenalan

170 83 146
                                    

Jangan lupa vote dulu deh! Coment juga oke!

" Cepetan makanan mana!" Sarkas Doyoung yang sedang duduk di meja ruang makan.
Ia sedang menunggu Syera yang memasak untuk sarapan mereka kali ini, seperti hukumannya kemarin.

" Iya kak bentar!" Syera memasak nasi goreng sesuai dengan apa yang ia bisa. Ia sendiri tak tahu rasanya akan bagaimana. Pasti setelah ini kak Doyoung akan mencerca hasil masakannya itu.

" Heh! Papah tadi pagi udah berangkat, lo beruntung!" Teriak Doyoung.

Seperti itulah, jika diluar Tuan Kim Doyoung ini akan terkesan kalem dan berkepribadian baik, sedangkan dirumah... Berbanding terbalik apalagi dengan Kim Syera.

" Nih kak." Ujar Syera lalu hendak pergi, tetap di sini bukan ide yang bagus. Ia tak mau mendengar kalimat hinaan kak Doyoung tentang masakannya.

" Heh, lo mau kemana?"

" Berangkat." Jawab Syera ragu.

" Habisin nih! Kek sampah tau ga. Kalo ga mau lo buang aja, gue juga ga peduli." Tangan Syera yang terkena wajan panas pagi ini seperti nya sia-sia. Tak dihargai sudah biasa baginya.

Doyoung memilih meninggalkan Syera dan bergegas ke sekolah. Doyoung yang menjabat sebagai ketua osis dia SMA nya tentu harus berangkat pagi. Apalagi ia sudah kelas XII. Doyoung itu pintar, jadi ia masuk ke kelas XII Ipa A, kelas yang berisi murid-murid ber IQ tinggi.

Dan Syera... Ia tergolong murid yang pas-pas an atau mungkin bodoh. Ia masuk ke kelas X Ips G, yang merupakan kelas terendah kedua dari angkatan Ips kelas X. Syera tentu tidak masalah, toh masa depan tidak ada yang tau.

" Ini berarti gue yang makan? Coba aja deh." Gumamnya. Syera mulai menyendok suapan pertama dengan sedikit ragu.

" Weeee! Asin banget gila! Air mana airr!"

" Persaan tadi cuman 4 sendok." Gumam Syera setelah meredakan rasa asin di lidahnya.

" Untung kak Doyoung ga jadi makan, bisa mati gue. Dah ah, sarapan dikantin enak. Ribet banget sih bikin sendiri." Gerutunya

...

Sesampainya Syera disekolah ia langsung celingukan mencari 'malaikatnya' kemarin.

" Duh kelas berapa ya? Masa iya gue harus nyari di seluruh sekolah. Semangat Syer! Mau seluruh dunia harus tetep lo cari." Dasar bucin.

" Syer!" Panggil seseorang.

Tanpa Syera sadari, kini ia berada ditengah-tengah kantin. Kakinya benar-benar tau jika sekarang ia sedang lapar.

" Lo ngapain sih dari tadi celingukan mulu?" Tanya Somi setelah Syera duduk diantara mereka.

" Lagi nyari mbak eun." Jawab Syera asal.

" Tuh, mbak eun di meja sebelah." Jawab Jisu seadanya.

" Au ah, ngomong sama lu ga nyambung." Ucap Syera dengan nada sebal lalu beranjak pergi. Dasar Syera

" Ha? Kok gue. Lo itu yg ga nyambung bambank!" Teriak Jisu ikut sebal.

" Dahlah biarin, emang ga jelas tuh anak." Ucap Yeji menenangkan Jisu yang terlihat emosi.

...

Jaemin baru saja dari perpustakaan untuk mengambil banyak buku paket berbagai mapel miliknya. Bukunya hampir melebihi tinggi nya jika diangkat didepan dada. Jaemin tentu harus berhati-hati dalam berjalan.

Tapi, seorang gadis tiba tiba berlari dari arah koridor samping.

" Brukk!"

" Hiihh! Kalo jalan liat-liat dong, sakit tau." Ucap gadis itu seraya bangkit dan mengaduh pelan.

Jaemin sepertinya pernah melihat wajahnya.
" Lo kan, yang nabrak gue kemarin?" Tanya Jaemin ragu sambil memunguti bukunya yang berjatuhan.

" Ha? Gue ga kenal sama lo sory." Songong gadis itu yang berbadge nama, Kim Syera.

" Lo yang nabrak gue di tangga."

" Oh itu, itu Lo yang nabrak. Bukan gue, dan sekarang juga lo pake ngehalangin jalan lagi. Sial gue ketemu sama lo!" Sungut Syera. Pernahkah kalian mendengar, bahwa perempuan selalu benar?

" Hemm, oke. Kita kemarin belum kenalan, nama gue Na Jaemin. Bisa lo panggil Jaemin. Dan lo?" Ucap Jaemin seraya mengangkat tangan kanannya. Buku? Tentu ia bawa dengan tangan satunya, Jaemin kan kuat.

" Lo siapa sih, temen kelas bukan. Sok kenal ba-" Raut muka Syera tiba tiba menampilkan wajah terkejut yang terlihat imut bagi Jaemin. Kedua sudut bibirnya terangkat sempurna.

Mengikuti arah pandangan Syera, Jaemin melihat Jisung yang berjalan mendekatinya.

" Min!" Panggil Jisung.

" Hm"

" Bunda bilang nanti kita pulang bareng. Itu Siapa?" Jisung mengarahkan dagunya ke arah Syera.

" Biasanya kan juga gitu. Oh ini, calon temen gue. Hey!" Tangan Jaemin bergerak-gerak untuk menyadarkan pandangan Syera yang sedari tadi memandang Jisung masih dengan raut muka terkejut.

" Eh.." Syera mengedip-ngedip kan matanya.

" Lo kenapa liat gue kayak gitu?" Tanya Jisung datar.

" Gue nyariin lo dari tadi. Gue cewek yang kemarin di rooftop, lo ingetkan? Oh iya, gue Kim Syera. Nama lo siapa?" Mata Syera terlihat berbinar seperti kucing yang sedang meminta makanan.

" Ha? Gue ga kenal sama lo." Ucap Jisung lalu berlalu, Jaemin hanya menyimak pembicaraan mereka berdua.

Syera menarik pergelangan Jisung agar kembali menghadap kepadanya.

" Gue yang kemarin. Yang lo kasih sapu tangan ini." Syera mengambil sapu tangan yang berada di sakunya, sapu tangan yang kemarin diberikan oleh Jisung.

" Oh, lo cewek lemah yang kemarin." Ujar Jisung datar, seolah Syera memang gadis yang seperti itu. Lalu ia segera berlalu pergi.
Jaemin beranjak mengejar Jisung, karena ia rasa kata-kata adiknya itu terlalu kasar.

" Sung, lo ga boleh ngomong gitu!" Peringat Jaemin.

" Emang kenyataan juga, dah ah udah mau bel juga. Gue mau ke kelas dulu." Ucap Jisung tak merasa bersalah.

" Dasar!" Jaemin pun segera beranjak menuju kelasnya.

Sementara itu Syera masih berdiri di tempatnya dengan tangan yang menggantung memegang sapu tangan Jisung, dengan perasan kecewa yang menyeruak di dalam hatinya.

" Cewek lemah?" Cicitnya bersama setetes cairan bening yang meluncur bebas dari matanya.

"Terkadang, orang yang terlihat lemah adalah orang yang paling kuat di dunia. Karena ia mampu menangis tanpa bahu untuk bersandar."

• • •

Kerasa ga feel-nya?

Jangan lupa votment juga 😘



Can I Love You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang