7. 🕊

1.1K 67 2
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم✨

“Kita memang gak akan pernah tau bagaimana akhirnya, yang kita tau rencana Allah itu selalu indah.”

(Ustadzah Noora AlQadrie)

Ophi_16


7. Suapan Calon Istri?

Hari demi hari berganti. Tepat seminggu Maira dirawat di rumah sakit. Sudah terhitung 3 hari ini Maira menjalani kemoterapi guna mencegah sel kanker agar tidak berkembang.

Asya awalnya sedikit takut jika kemoterapi tidak berhasil, Asya sebenarnya ingin operasi saja untuk Maira. Tapi gadis mungil itu bilang jika ia takut operasi. Sehingga keputusan satu-satunya adalah menjalani kemoterapi. Sesuai apa yang diucapkan Dokter Azri, jika kemoterapi bisa dilakukan sampai menunggu Maira benar-benar siap untuk operasi.

Sudah 3 hari ini juga Asya mulai kerja full day. Mengingat jika biaya rumah sakit yang tidak sedikit.

Ia bekerja setiap hari dan mengambil cuti sehari untuk menghabiskan waktunya dengan Maira. Ingin rasanya menemani Maira sepanjang hari. Tapi apa boleh buat, ia pun juga harus bekerja untuk membayar segala biaya perawatan Maira.

Asya membawa Maira ketaman rumah sakit. Hari ini ia mengambil cuti kebetulan juga sedang weekend.

"Kak Sya," panggil Maira.

Asya yang baru duduk disalah satu kursi dan meletakkan ganggang infusnya menoleh.

"Iya, sayang. Ada apa?"

"Kak Atha mana, ya?"

"Kan sekarang hari libur. Jadi Dokter Atha juga libur, kayaknya Dokter Atha gak ada dirumah sakit." Asya mengelus pelan kepala Maira yang sudah terdapat penutup kepala.

Rambut gadis itupun semakin hari semakin banyak yang rontok. Maira menghela nafas, sambil menunduk.

"Padahal Mai udah kangen sama Kak Atha," gumam Maira pelan yang masih bisa didengar Asya.

Asya tersenyum mendengar ucapan Maira. Sepertinya Maira sudah nyaman dengan Dokter Athaya. Sifat Maira yang gampang bersosialisasi dan sifat Dokter Athaya yang humble membuat Maira nyaman dekat dengan Dokter muda itu.

"Maira kangen sama Dokter Atha, ya? Kan kemarin sore baru aja ketemu."

"Kak Atha baik sih, ramah, asyik lagi. Mai kangen bercandaan sama Kak Atha."

Maira dan Dokter Athaya memang sangat dekat akhir-akhir ini. Dokter Athaya yang bertugas menangani Maira pun, membuatnya harus selalu bertemu untuk memantau keadaan gadis kecil itu.

"Udah gitu ganteng lagi," ucap Maira diakhiri dengan cekikikan. Asya melotot kaget. Maira sudah tahu orang tampan rupanya. Lalu Asya ikut terkekeh sambil geleng-geleng kepala.

Memang benar sih, jika Dokter Athaya tampan. Sangat tampan malah. Dilihat dari wajahnya juga masih muda. Untuk usianya Asya mentaksir belum ada 28 tahun.

"Makasih loh, udah dibilang ganteng." Suara seseorang yang berjalan mendekat dari belakang membuat Asya dan Maira menoleh kearah sumber suara.

Ikhlaskah Aku? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang