23. 🐣

904 60 4
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم✨

“Ketika kamu selalu berusaha menikmati momen apapun dalam takdirmu, dan bersyukur.
Maka dimanapun kamu berada akan selalu terasa indah.”

(Ustadzah Lubna Mauladdawilah)

Ophi_16


23. Helm

Suara khas memasak terdengar nyaring pagi itu. Semerbak bau wangi dari kulit ayam goreng yang baru saja dimarinasi oleh Asya mengapung bersama diatas panasnya minyak didalam wajan.

Pagi-pagi sekali Asya membeli segala bahan masakan di tukang sayur yang selalu stay didepan gang komplek perumahannya setiap pagi hari.

Hari ini hari minggu dimana dirinya libur kerja dan memutuskan untuk memasak lebih awal agar nantinya bisa langsung menemui Maira.

Beberapa hari lalu saat dirinya kesana Maira bilang jika kangen kulit ayam goreng masakan Asya. Maka dari itu Asya dengan semangat memasak segala macam makanan kesukaan Maira.

Tangannya dengan lihai meniriskan beberapa lauk makanan yang sudah matang diatas piring yang sudah dilapisi dengan tisu sebelumnya.

Bukan hal asing bagi Asya berkutat dengan berbagai macam alat dapur seperti ini. Dulu saat Bunda masih hidup dirinya selalu ikut membantu saat Bunda memasak. Tak heran jika saat ini Asya begitu lihai dan pandai dalam hal memasak.

Kemarin Maira menawari Athaya agar mencoba masakan Asya. Pemuda itu terlihat antusias saat mendengar betapa sedapnya masakan Asya dari cerita Maira.

Jadi, Asya sengaja memasak lebih banyak dari biasanya.

Beberapa menit kemudian. Beberapa lauk sudah tersaji diatas beberapa piring.

Asya berjalan membuka rak piring lalu meraih kotak bekal besar agar muat banyak nasi juga lauk. Mengisi nasi terlebih dahulu, lalu memasukkan beberapa lauk ditempat lainnya. Menyisakan sedikit lauk untuk dirinya makan saat pulang nanti.

Begitu siap Asya memasukkan kotak bekal dalam totebag. Menaruhnya dimeja ruang tengah lalu bergegas berganti pakaian karena sudah mandi sebelum subuh tadi.

Mengambil dompet juga ponsel dan memasukkannya dalam tas kecil.

Meraih kembali totebag dan berjalan menuju pintu. Setelah mengunci pintu Asya segera melaju menggunakan motor matic nya.

➷━━━━━━━━❥━━━━━━━━➷

Hanum sedang mengganti pakaian Maira setelah selesai memandikan gadis kecil itu.

"Shamponya wangi banget. Mai suka," celetuk Maira saat menghirup wangi rambutnya yang khas shampo anggur kesukaannya.

Kemarin Hanum dan Maira sempat belanja sebentar di minimarket terdekat. Dengan se pengawasan Rama tentunya.

"Heuumm. Pilihan Maira emang wangi banget," jawab Hanum yang kini beralih menyisir rambut Maira.

Mengenai kondisi Maira. Masih seperti sebelumnya. Kabar baiknya Maira tak lagi mengeluh pusing atau mimisan seperti sebelumnya.

Namun, Rama tetap belum bisa mengatakan jika kondisi Maira lebih baik dari sebelumnya.

Memang sulit menangani penyakit ganas yang diderita Maira. Apalagi dengan penderita yang masih kecil. Imunnya tak akan sekuat orang dewasa tentunya.

Ikhlaskah Aku? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang