9. 🕊

972 64 4
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم✨

“Ketika kamu selalu berusaha menikmati momen apapun dalam takdirmu, dan bersyukur.
Maka di manapun kamu berada akan selalu terasa indah.”

(Ustadzah Lubna Mauladdawilah)

Ophi_16


9. Cinta?

Hari semakin larut. Jarum jam terus berputar menunjukkan pukul 10 malam. Tetapi Asya masih terjaga. Tangannya mengelus kepala Maira yang sudah tertidur pulas.

Suara jarum jam menjadi dominan di ruangan serba putih itu. Menjadi teman sunyi Asya untuk melewati malam-malam seperti biasanya.

Azri yang katanya ingin menjenguk pun belum ada tanda kedatangan. Silvi sendiri yang selalu menemaninya menginap belum datang, sebab ada beberapa tugas kuliah yang harus diselesaikan dahulu.

Ketika tengah asyik memikirkan beberapa alur hidupnya yang mulai berubah belakangan ini. Dari semenjak Maira yang sakit, semenjak dirinya kenal dengan Dokter Athaya. Dirinya merasakan ada yang berbeda dari dirinya. Sesuatu yang belum pernah ia rasakan selama 20 tahun ini.

Ting.

Bunyi notifikasi membuyarkan lamunan Asya. Segera meraih ponselnya yang berada diatas nakas. Lekas memeriksa siapakah pengirim pesan tersebut.

Dokter Athaya

Assalamu'alaikum, Mbak Asya.
Terimakasih sudah mengizinkan Maira ikut bersama saya tadi siang. Maira sangat senang begitu bertemu dengan Mama saya.

Dan saya mau meminta maaf. Tadi saya sudah pulang sebelum Mbak Asya sampai ke rumah sakit.
Setelah mengantar Maira saya masih ada beberapa urusan, jadi saya titipkan kepada salah satu perawat.

Maira baik-baik saja, kan?

Sederet pesan yang ternyata dari Dokter Athaya membuat seulas senyum terbit di bibir ranum Asya.

Tak dapat dipungkiri memang jika Dokter Athaya mampu membuat Asya salah tingkah jika mengingat percakapan mereka. Apapun itu, mampu membuat Asya nyaman. Apalagi Dokter Athaya yang begitu menyayangi Maira. Membuat hati Asya menghangat ketika melihat interaksi Maira dan Dokter Athaya.

Dokter Athaya yang tidak hanya tampan, tetapi juga laki-laki sholeh, penyayang, dan yang paling penting menghargai lawan jenis.

Seorang pemuda yang sukses mendapat gelar Dokter di usianya yang masih terbilang cukup muda.

Selama Asya kenal dengan Dokter Athaya selama ini. Tak pernah sekalipun ia mendapati perilaku Dokter Athaya yang buruk. Sepertinya orang tuanya begitu mendidiknya dengan baik.

Tak jarang juga akhir-akhir ini telinganya selalu mendengar desas-desus dari perawat rumah sakit yang selalu membicarakan Dokter muda itu.

Tak heran memang jika banyak perempuan yang menaruh hati padanya. Bahkan sudah banyak para dokter perempuan juga perawat yang secara gamblang menyatakan perasaannya. Ada juga dari beberapa pasien yang juga menaruh hati padanya.

Ikhlaskah Aku? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang