21.🐣

1.2K 63 6
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم✨

“Jangan pernah menuntut orang-orang disekitar kita untuk menjadi sempurna.
Karena sadarilah, mereka manusia biasa, sama halnya seperti kita yang tidak sempurna.”

(Ustadzah Ummu Muhammad Baagil)

Ophi_16


21. Virus Cinta

Sore ini seperti hari-hari sebelumnya. Maira dengan semangat sekolah diajar gurunya.

Gadis itu begitu semangat. Sekolah dirumah rupanya tak melunturkan semangat Maira. Meskipun gadis itu kerap sedih karena rindu dengan teman-temannya.

"Bu Risa, ini gimana? Mai gak tahu."

Larissa guru Maira yang tengah main ponsel menoleh kearahnya. Lalu berjalan mendekat dan melihat kearah buku tulis yang ditunjuk Maira.

"Gini. Ini kan ada titik-titik nya. Nah, Maira isi sama yang ada didalam kolom. Dicocokkan," terang Risa. Maira mengangguk mengerti lalu mulai mengerjakan. Melihat Maira yang sudah kembali sibuk dengan tugasnya. Risa menyapukan pandangan.

Saat ini mereka tengah belajar diruang khusus yang memang disediakan untuk sekolah. Hanum memang tak tanggung-tanggung memberikan semuanya untuk Maira.

Merasa haus Larissa pun memutuskan untuk mengambil minuman didapur.

"Maira, Bu Risa kedapur dulu, ya. Maira mau dibawain apa?" tanya Larissa sambil bediri dari duduknya. Maira yang masih fokus hanya menggeleng. Sudah terbiasa jika belajar maka dirinya tidak akan makan karena itu ajaran dari Asya ketika dirumah.

Larissa mengangguk lalu melangkah keluar dari ruangan dan menutup pintu. Saat akan berbalik dirinya tak sengaja melihat siluet seseorang yang begitu dikenalnya.

Athaya, orang itu adalah Athaya yang tengah fokus pada komputer dihadapannya pada ruangan disamping dirinya mengajar Maira.

Dengan langkah pelan Larissa mendekat. Karena pintu yang sedikit terbuka memudahkan Larissa untuk mengintip kegiatan apa yang tengah dilakukan Athaya didalam sana.

Larissa tersenyum begitu melihat Athaya yang fokus dengan komputer didepannya. Ketampanannya meningkat saat pemuda itu serius seperti ini. Masih seperti dulu. Begitu tampan dan akan selalu tampan.

Ya. Larissa akui dirinya bodoh karena masih mencintai seseorang yang jelas-jelas tak mencintainya. Dari dulu dirinya selalu ingin melupakan Athaya. Tapi, seolah semesta selalu memberi kesempatan mereka untuk kembali bertemu.

Larissa mengenal Athaya saat awal kuliah. Sering bersama juga karena mereka sama-sama ikut BEM waktu itu. Bahkan dulu banyak gosip yang menceritakan jika mereka memiliki hubungan.

Larissa senang dengan adanya gosip itu. Tapi tidak dengan Athaya. Dengan keras Athaya menentang jika diantara mereka tidak ada hubungan apapun. Kedekatan mereka murni karena organisasi.

Waktu itu bahkan tak sedikit mahasiswa yang tahu jika Larissa menyukai Athaya. Banyak yang mendukung tapi tak sedikit pula yang menghujat. Sebab dulunya Athaya memang mahasiswa incaran. Banyak yang menyukainya tidak hanya Larissa.

Ikhlaskah Aku? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang