18. 🐰

921 51 3
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم✨

Bukan tidak ada cinta, kamu hanya tidak membiarkan cinta-Nya masuk dan memenuhi relung hatimu untuk melengkapi kebutuhanmu akan cinta.
Dengan cinta-Nya yang begitu sempurna.

(Syarifah Rodiah AlJufri)

Ophi_16


18. Ditinggal Maira

Hari ini Maira akan mulai kembali sekolah. Dan tentunya sekolahnya di rumah Athaya atau homeschooling.

Asya memasukkan beberapa pakaian Maira kedalam tas. Sebentar lagi Azri akan datang untuk mengantarkan mereka kerumah Athaya. Silvi pun juga ingin ikut mengantar.

Sedangkan Athaya tidak bisa datang kerumah sakit karena akan mengantar Viola ke Bandara.

"Kak Sya. Mai seneng banget, deh, bisa sekolah lagi," ujar Maira yang tengah duduk diatas ranjang rumah sakit.

Asya yang masih memasukkan beberapa pakaian kedalam tas menoleh sekilas sambil tersenyum.

"Alhamdulillah. Kak Sya juga seneng kalau Maira seneng." Asya menutup resleting tas begitu semua pakaian Maira masuk.

Asya berjalan mendekat lalu duduk disamping Maira.

Memandang Maira yang wajahnya begitu berseri. Memelihara jika gadis kecil itu begitu senang.

Tapi, apa dirinya bisa berpisah dengan Maira? Maira adalah seseorang satu-satunya yang dirinya punya setelah kepergian kedua orang tuanya.

"Tapi, nanti kalau Mai kangen Kak Sya gimana?" tanya Maira memeluk Asya dari samping. Asya tersenyum tipis sambil mengelus punggung mungil Maira.

"Nanti Kak Sya kesana terus, kok, buat jenguk Maira."

Maira semakin mengeratkan pelukannya.

"Nanti kalau Mai kangen di dongengin Kak Sya pas mau tidur, gimana?" Maira mendongak menatap Asya. Asya pun menunduk lalu mencium dahi Maira.

Dirinya diam. Tak tahu bagaimana nantinya.

Asya samakin mengeratkan pelukan tanpa menjawab apapun. Maira mengerucutkan bibirnya. Tetapi ikut mengeratkan pelukan juga. Karena mulai besok mungkin dirinya akan jarang bertemu Asya.

"Mairaaaa," panggil Silvi yang baru datang. Ditangannya terdapat boneka boba besar yang digerak-gerakkan kearah Maira.

Maira melotot sambil menutup mulut.

"Aaaa lucu banget bonekanya," ucap Maira dengan gaya ingin menangis.

Silvi tertawa lalu memberikan boneka itu pada Maira. Maira memeluk boneka nya erat.

"Besar banget, Kak Sil. Sampek Mai kualahan mau meluk."

Asya tersenyum. Ikut mengelus bonekanya.

Silvi kembali tertawa. "Gimana, Maira suka gak sama boneka nya?"

Maira mengangguk. "Suka banget."

Silvi menoleh kearah Asya. "Ini kita jam berapa berangkatnya?"

"Nunggu Azri dulu," jawab Asya.

Silvi mengangguk lalu duduk dikursi.

Maira sudah asik sendiri dengan bonekanya.

"Kamu gimana kemarin pas ketemu sama Azri?" tanya Asya. Dirinya sampai lupa menanyakan perihal ini pada Silvi.

Ikhlaskah Aku? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang