1. 🕊

4.1K 173 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم✨

"Syukuri setiap saat yang Allah beri untukmu, yang kita gak tau Allah beri saat-saat itu kembali lagi atau tidak."

(Ummi Yuyun AlMunawwar)

Ophi_16


1. Penyemangat Untuk Asya

Lalu lalang kendaraan dijalan raya menjadi pemandangan yang dinikmati gadis bergamis biru muda siang itu.

Sambil duduk disamping pos satpam gadis itu membalas pesan dari sahabatnya yang mengingatkannya jika nanti siang jadwalnya ia bekerja.

Siang ini gadis itu tengah menjemput adiknya yang baru menginjak kelas 1 SD itu.

Seseorang yang ia miliki satu-satunya setelah kepergian kedua orang tuanya 7 tahun silam.

Asya, gadis berusia 20 tahun itu hidup dengan Sang adik seorang diri. Diusianya yang harusnya menikmati dunia perkuliahan harus ia kubur dalam-dalam saat ia juga harus memikirkan biaya sekolah Sang adik.

Jangan tanyakan betapa sayangnya Asya dengan Adiknya. Ia bahkan rela harus bekerja setelah lulus SMA untuk membiayai kehidupan sehari-hari dan segala biaya sekolah adiknya.

Semenjak ditinggal kedua orang tuanya hidupnya dengan adiknya ditanggung oleh Sang Paman. Asya merasa jika diusianya yang ke 18 tahun waktu itu sudah bisa untuk bekerja. Ia memutuskan untuk menolak bantuan dari Pamannya lagi. Dan setelahnya ia memutuskan bekerja disalah satu restoran milik orang tua sahabatnya setelah lulus SMA.

Asya beranjak dari duduknya saat melihat adiknya keluar dari kelas. Lalu berjalan menghampiri adiknya dan duduk menyamakan tingginya dengan Sang Adik.

"Maira," panggil Asya mengusap keringat didahi adiknya. Maira yang awalnya menunduk, mendongak menatap Asya.

"Iya, Kak." Asya menaikkan alis saat mendengar suara mungil Maira yang terdengar lesu. Bibir mungilnya pun sudah melengkung kebawah.

"Maira kenapa? Kok cemberut?" Asya memegang lembut pundak Meira.

Maira menggeleng.

"Mai mau pulang," lirih Maira kembali menunduk. Asya mengangguk, mungkin nanti jika sudah sampai dirumah, Maira mau bercerita.

Asya berdiri lalu menggandeng tangan mungil Maira menuju motornya yang ia parkir diluar gerbang.

Asya membantu Maira duduk dijok belakang. Lalu segera melajukan motornya. Tangan mungil Maira melingkar erat diperutnya.

Biasanya disepanjang perjalanan pulang Maira akan berceloteh menceritakan apa saja yang dilakukan disekolah. Entah saat sedang pelajaran berlangsung dan dirinya tiba-tiba kebelet pipis. Atau saat istirahat temannya yang lain di kantin tapi dirinya malah tertidur di kelas. Apapun itu Maira akan bercerita dengan ria.

Tapi sekarang Asya merasa ada yang tidak beres. Adiknya yang biasanya ceria sekarang berubah murung. Sepanjang perjalanan pun hanya suara kendaraan lain yang mengisi. Diselingi Asya yang sesekali bersholawat.

Motor scoopy yang dikendarai Asya berhenti dihalaman rumah. Rumah sederhana dengan cat warna cream dan dikelilingi dengan pagar kayu warna hijau itu terlihat asri. Disetiap sudut halaman terdapat tanaman hias yang selalu Maira rawat dengan rutin. Memang bocah mungil itu menyukai tanaman.

Ikhlaskah Aku? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang