15. 🐰

1.2K 53 3
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم✨

"Sungguh tidak ada orang yang benar-benar melawan hawa nafsu, kecuali orang yang benar-benar memprioritaskan akhirat daripada dunia."

(Ustadzah Muna AlMunawwar)

Ophi_16


15. Bertemu Viola

Seperti janjinya kemarin. Hari ini Asya akan mengajak Maira jalan-jalan keluar. Tentunya bersama Dokter Athaya. Sebab pemuda itu sendiri yang kemarin bilang kepada Maira jika dirinya akan ikut menemani.

Maira duduk diatas ranjang dengan kaki yang menjuntai kebawah. Asya duduk dikursi samping ranjang tengah mengotak-atik ponselnya untuk menghubungi Athaya.

"Gimana, Kak. Udah mau siang, loh," ujar Maira yang melihat wajah keruh Asya. Menandakan jika panggilannya tak mendapat jawaban apapun dari pemuda bergelar dokter tersebut.

Asya melihat jam yang berada di ponselnya. Benar saja, hari sudah semakin siang. Tapi, Athaya tidak ada tanda-tanda akan kesini. Panggilannya pun tidak terbalas.

Asya beranjak dari duduknya. Lantas meraih jaket tebal disofa untuk dipasangkan di badan Maira.

"Kita berangkat sendiri aja, ya? Dokter Athaya gak bisa kesini mungkin." Setelahnya Asya memasukkan ponselnya dalam tas selempang nya. Tapi sebelum itu panggilan masuk dari Athaya. Langsung saja Asya terima.

"Assalamu'alaikum, Mbak Asya," Terdengar ucapan salam dari seberang. Bila didengar lebih jelas. Sepertinya Athaya tengah mengemudi.

"Wa'alaikumussalam, Dok," jawab Asya sembari kembali duduk.

"Maaf Mbak Asya. Saya tidak jadi ikut menemani Maira jalan-jalan. Mendadak ada urusan penting. Tapi saya sudah meminta salah satu perawat untuk menemani," ucap Athaya yang terdengar jelas di indra pendengaran Asya dan Maira yang sebelumnya sudah di loudspeaker.

Maira cemberut mendengarnya. "Yaaah. Gak asyik dong gak ada Kak Atha," ucap Maira. Gadis kecil itu menaikkan kakinya lalu menekuk dan memeluknya.

Asya yang melihatnya kasihan juga. "Gak apa-apa sayang. Kan, sama ada Kak Asya." Asya berusaha menghibur Maira. Percakapan antara Asya dan Maira masih bisa didengar oleh Athaya. Membuat pemuda itu merasa tak enak sebab kemarin sudah janji. Tapi mau bagaimana lagi dirinya juga sudah berjanji untuk mengajak Viola.

"Sekali lagi saya minta maaf Mbak Asya. Maira, Kak Atha minta maaf, ya? Kak Atha janji, deh, kapan-kapan kita jalan berdua. Eh, bertiga sama Kak Asya juga. Kak Atha lupa kalo ada janji juga sama orang lain. Maaf, ya?" Diseberang sana Athaya tampak resah. Tak lama terdengar suara perempuan yang mengajak Athaya berbicara.

"Siapa?" Asya terpaku mendegar suara perempuan itu. Ternyata Athaya sedang pergi dengan seorang perempuan. Ah, iya. Asya hampir lupa jika Athaya memiliki kekasih. Pasti Athaya sedang pergi dengan kekasihnya entah kemana.

Tak ingin berlama-lama Asya segera mengakhiri panggilan.

"Iya, tidak apa-apa, Dok. Kalau begitu saya tutup dulu. Assalamu'alaikum." Setelah panggilan berakhir Asya kembali membujuk Maira. Gadis kecil itu sekarang merebahkan kembali badannya. Hancur sudah moodnya.

Ikhlaskah Aku? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang