29. Wasiat2 tahun kemudian.
Hari berganti, tahun berlalu.
Kabar baik juga buruk datang silih berganti. Kabar baiknya, Asya sudah mulai membuka diri kembali setelah 2 tahun belakangan ini dirinya mengalami masa-masa sulit akibat trauma juga stress karena kepergian adik kecilnya. Namun, karena dukungan orang-orang disekitarnya Asya mulai sedikit demi sedikit melawan traumanya.
Kabar baik lainnya, baru saja minggu lalu orang tua Azri datang kerumah untuk meminta Silvi sebagai menantunya. Asya sangat bahagia, karena akhirnya cinta Silvi tidak bertepuk sebelah tangan.
Azri sudah menepati janjinya untuk tidak menyakiti Silvi lagi.
Begitu mengetahui niat kedatangan orang tua Azri, Silvi dan Asya begitu terkejut. Pasalnya Azri tidak pernah membicarakan perihal lamarannya. Namun dengan tiba-tiba mengajak kedua orangtuanya langsung datang kerumah.
Kabar baik lainnya datang dari keluarga Athaya. Viola, adik angkatnya satu tahun yang lalu bertemu dengan orang tua kandungnya. Hubungan mereka masih layaknya adik dan kakak. Sesekali Viola masih menginap dirumah Athaya meskipun semenjak bertemu orang tua kandungnya dia tinggal di apartemen.
➷━━━━━━━━❥━━━━━━━━➷
"Asya...." panggil Bibi dari ambang pintu kamarnya.
Asya yang tengah merapikan lemarinya menoleh dengan seutas senyum simpulnya.
Perlahan kakinya mendekat kearah bibi yang juga melangkahkan kakinya masuk.
"Ada apa, Bi?"
"Bibi mau buat kue kering persiapan acara tunangan Silvi dan Azri minggu depan. Kata Silvi kamu punya buku resep aneka kue, betul?" tanya sang Bibi.
Asya kembali tersenyum seraya mengangguk. Langkahnya berjalan menuju rak yang penuh dengan tumpukan beberapa buku koleksinya.
Jemarinya menarik salah satu buku dengan judul 'Resep Aneka Kue'. Tangannya mengusap-usap sampul bukunya yang terlihat sedikit berdebu dan usang.
Bibi berjalan mendekat. Asya mengulurkannya pada sang Bibi.
"Bibi mau buat kuenya sekarang? Biar Asya bantu."
Bibi melirik beberapa baju Asya yang masih terbentang diatas ranjang. Tangannya mengusap bahu Asya lembut.
"Kamu selesaikan dulu beres-beresnya. Nanti baru bantu Bibi. Di dapur juga sudah ada Silvi yang bantu."
Asya mengangguk. Bibi keluar dari kamar. Menyisakan Asya yang langsung kembali melipat beberapa bajunya agar segera bisa menyusul sang bibi.
➷━━━━━━━━❥━━━━━━━━➷
Dua orang pemuda tengah berbincang ringan. Sesekali tawa terdengar dari sela-sela obrolannya.
"Nanti jangan lupa undang saya pas nikahan."
"Ya harus kalau itu. Kalau perlu dokter yang akan saya undang pertama kali," jawab Azri.
Athaya dan Azri tengah duduk di salah satu kursi disebuah kafe.
"Bagaimana dengan Dokter?" tanya Azri setelah menyeruput kopinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ikhlaskah Aku?
SpiritualApa Definisi Ikhlas Menurutmu? Kamu dituntut untuk ikhlas ketika suamimu menikahi wanita lain demi sebuah tanggung jawab. Dirimu ingin lepas, tapi keadaan tak membiarkanmu lepas darinya begitu saja. Akhirnya kamu terpaksa berbagi pernikahanmu deng...