22. 🐣

923 57 6
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم✨

Ketika kita terpancing untuk kehilangan kesabaran terhadap seseorang atau suatu ujian, coba pikirkan betapa Allah telah bersabar terhadap kita hingga sejauh ini.

(Ustadzah Noora AlQadrie)

Ophi_16


22. Bertemu Larissa

Proses belajar mengajar Maira sudah selesai. Kini Maira juga Hanum duduk diruang keluarga diikuti Larissa. Biasanya Larissa akan langsung pulang setelah mengajar. Mengingat jika hari sudah akan malam.

Tapi, untuk kali ini Larissa lebih memilih singgah sebentar karena ingin memastikan sesuatu.

"Bu Risa masih ada urusan, ya?" tanya Maira. Gadis itu sibuk merapikan bukunya. Berencana nanti akan memperlihatkannya pada Asya.

Hanum ikut menoleh pada Larissa. Sebenarnya wanita itupun heran. Tapi tak berani berani bertanya.

"Emm. Bu Risa ada yang ingin ditanyakan sama Kak Atha jadi nunggu Kak Atha nya pulang dulu," jawab Hanum.

"Kak Atha, kan, lagi jemput Kak Asya," jawab Maira.

Larissa hanya menggangguk. Sesekali menggerakkan kakinya tak nyaman karena terlalu lama menunggu Athaya.

"Yaudah Maira disini dulu sama Bu Risa, ya. Mama ambilin minum didapur." Hanum segera beranjak saat Maira mengangguk.

Larissa memandang kepergian Hanum dalam diam. Lalu berdiri ingin memeriksa apakah Athaya sudah pulang atau belum. Tapi belum sempat dirinya melangkah terdengar suara mobil yang berhenti tepat di depan rumah.

"Kak Asya datang?" tanya Maira pada dirinya sendiri. Larissa hanya memandangnya saja.

Tak lama suara langkah terdengar mendekat. Maira beranjak dari duduknya lalu berlari mendekat kearah sumber suara.

"Kak Syaaaa!" seru Maira riang. Larissa yang penasaran pun mengikuti langkah Maira.

Benar saja kini Maira tengah memeluk erat gadis muda cantik yang berada di samping Athaya. Entah kenapa melihat itu membuat Larissa tanpa sadar meremas ujung bajunya.

Dia tak akan membiarkan siapapun merebut Athaya darinya. Untuk saat ini dirinya ingin berjuang mendapatkan Athaya dan tak akan melepaskannya.

"Eh kalian udah datang. Ayo minum dulu," ujar Hanum yang baru kembali dari dapur dengan membawa nampan yang diatasnya terdapat beberapa gelas minuman.

Lalu meletakkan nampan tersebut dimeja ruang tamu. Asya menggenggam tangan mungil adiknya dan mendudukkannya tepat disampingnya. Diikuti Athaya yang ikut duduk disamping sisi Maira yang lain.

Larissa ikut duduk disofa lainnya. Mengamati pandangan Athaya yang terus mengarah pada Asya. Membuat sedikit sudut hatinya tercabik melihatnya.

Asya yang menyadari ada orang lain disana pun mendongakkan kepala dan langsung bersitatap dengan perempuan yang duduk tak jauh dari Athaya.

"Ini gurunya Maira, ya?" Asya bertanya lembut menyapa Larissa. Larissa berdehem berupaya menetralkan ekspresi cemburunya.

Larissa mengangguk. "Iya. Perkenalkan nama saya Larissa," ujar Larissa mengulurkan tangannya.

Ikhlaskah Aku? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang