4. 🕊

1.3K 74 1
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم✨

“Tidaklah aku memandang sebuah musibah sebagai kerugian, melainkan itu adalah cara agar aku kembali mengingat Tuhanku. Karena pada hakikatnya, kesenangan itu melalaikan.”

(Ustadzah Ummu Hasan Al Kaff)

Ophi_16


4. Firasat

Pagi harinya sesuai rencana kemarin jika Asya akan berangkat kerja shift pagi menggantikan temannya yang ada halangan.

Dengan apron yang melingkari tubuhnya. Ia dengan gesit menggoreng lauk untuknya dan Maira sarapan.

"Kak Sya. Mai mandi dulu ya." Maira datang dari arah pintu dapur dengan piyama tidur dan handuk yang tersampir dibahu mungilnya.

Asya mengecilkan sedikit api kompornya lalu menoleh.

"Iya. Nanti kalau Kak Sya belum selesai masak. Maira siap-siap sendiri, ya. Bisa, kan?" Maira mengangguk lalu kaki kecilnya berjalan memasuki kamar mandi yang berada tepat di samping dapur. Hanya dinding tembok sebagai pembatas. Kamar mandi yang berada didalam kamarnya krannya rusak.

Melihat Maira yang mulai mandi. Asya kembali fokus dengan tumis kangkung di depannya. Tangan yang memegang spatula itu dengan lihai membolak-balik kangkung agar tidak gosong. Sedikit mengambil kangkung diujung spatula, ia mencicipinya. Dirasa sudah cukup ia mematikan kompor dan meniriskan tumis kangkung buatannya.

Harum masakannya menguar sampai kamar mandi. Membuat si kecil Maira bergegas menyelesaikan mandinya.

Asya memeriksa nasinya apa sudah tanak atau belum. Merasa belum, ia dengan gesit meracik bumbu untuk ayamnya yang sebelumnya sudah ia belah menjadi beberapa bagian. Mengetahui jika Maira sangat menyukai kulit ayam. Ia sengaja memisahkan kulit dan daging ayam. Mencelupkan kedalam bumbu marinasi. Sembari menunggu bumbu meresap, ia menyalakan kompor kembali dan memanaskan minyak. Mencelupkan satu persatu lalu memasukkan bagian ayamnya.

➷➷➷
➷━━━━━━━━❥━━━━━━━━➷

Dikamar Maira. Gadis kecil itu sedang berdiri di depan kaca. Dengan tangan mungilnya yang memasang sabuk dipinggangnya. Setelah selesai ia mengambil sisir lalu mulai menyisir rambutnya yang basah sebab ia baru saja keramas. Gadis kecil itu memang suka keramas. Aroma shampoo rasa anggurnya membuat Maira suka keramas.

Tapi sudah sejak tiga hari yang lalu shampoo nya habis. Ia selalu lupa untuk bilang kepada Kakaknya. Jadi, ia keramas menggunakan shampoo milik Asya.

"Kok rambut Mai rontok banyak, ya?" gumam gadis kecil itu ketika melihat banyak rambutnya yang rontok disisir. Maira kembali memandang bayangannya dalam cermin. Bibirnya sedikit pucat. Gadis kecil itu menaruh kembali sisirnya pada meja mini riasnya. Lalu berjalan ke luar kamar dan memasuki kamar Asya. Mencari sesuatu di meja rias Kakaknya itu.

Setelah menemukan benda yang dicarinya, Maira kembali melangkah memasuki kamarnya. Berdiri didepan cermin dengan jari telunjuk yang mengusap bibirnya. Dengan cairan liptint milik Asya. Maka bibir pucatnya tidak terlihat.

Bertepatan dengan itu Asya memasuki kamarnya. Gadis berhijab navy itu tersenyum melihat adiknya yang sedang memoles bibirnya dengan liptint.

Ikhlaskah Aku? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang