بسم الله الرحمن الرحيم✨
“Nikmatilah sepi.
Berkawanlah dengan hati.
Bercakaplah dengan nurani.
Berdamailah dengan diri sendiri.”(Ustadzah Halimah Alaydrus)
Ophi_16
✿
✿
✿24. Berulah
Semua orang duduk lesehan diatas karpet yang terbentang ditengah taman belakang.
Hanum yang baru datang duduk ditengah-tengah antara Asya dan Athaya. Kedua orang tersebut masih menunduk malu akibat insiden beberapa menit lalu.
Setelah mereka tercyduk, Maira yang waktu itu berdiri diambang pintu langsung berlari memeluk Asya sambil menanyakan apa yang tengah dilakukan Asya dan Athaya tadi.
Keduanya tak ada yang berani menjawab. Terlebih Asya yang masih syok dengan perilaku Athaya barusan. Dirinya juga tak menyadari kenapa bisa hanyut dalam pandangan mata tajam milik Athaya. Dirinya seolah terbius.
Disisi lainnya Larissa terlihat lesu sambil sesekali melirik kearah Athaya juga Asya. Niat awal kemari pagi-pagi agar mendapat kesenangan hati. Tapi yang didapat malah terbakar api cemburu.
"Asya bawa apa itu?" Pertanyaan Rama menjadi pembuka obrolan. Asya yang awalnya menunduk perlahan mengangkat kepala lalu ikut melirik bekal makanan yang ada didepannya.
Tangannya meraih kotak bekal itu lalu membukanya. Aroma masakannya langsung tercium wangi. Maira yang duduk disamping Asya langsung berbinar saat matanya melihat kulit ayam krispi kesukaannya.
"Yey, dimasakin kulit ayam krispi." Maira bersorak dengan bertepuk tangan.
"Waahhh. Asya pandai juga, ya, masaknya? Itu kamu masak sendiri semuanya?" tanya Hanum lalu meraih kotak bekalnya. Athaya ikut tersenyum begitu mendengar ucapan Hanum.
Pemuda itu melirik Asya sekilas. Masih ingat jelas adegan berani dirinya beberapa menit lalu. Dirinya juga seolah tak sadar, terpesona dengan mata bening milik Asya.
Hampir saja tadi dirinya khilaf, untung keluarganya datang tepat waktu.
"Iya, Bu," jawab Asya pelan. Hanum kemudian mengangguk sambil melirik nasi yang mungkin tidak akan cukup untuk makan bersama.
"Ini gak akan cukup nasinya kalau buat makan bersama. Bentar biar Mama ambil nasi juga lauk lainnya didapur," ujar Hanum seraya meletakkan kembali kotak bekal makanannya.
Larissa yang sedari diam pun angkat bicara.
"Biar Risa saja Tan yang ambil nasi sama lauknya," ujar Larissa. Semua orang memandangnya termasuk Rama dan Athaya.
Hanum diam sebentar kemudian mengangguk.
"Nanti langsung belok kiri, ya. Dapurnya ada disana."
Larissa mengangguk lalu mulai berjalan menuju dapur. Hanum menatap Asya.
"Nak Asya, kamu bantu Larissa ambil nasi sama lauknya, ya. Soalnya banyak, Larissa gak akan bisa bawa sendiri," pinta Hanum.
Asya segera mengangguk dan segera beranjak menyusul Larissa.
➷━━━━━━━━❥━━━━━━━━➷
Larissa tengah mengambil beberapa centong nasi kedalam bakul nasi. Mendengar langkah yang mendekat dirinya pun menoleh kearah pintu. Terlihat Asya berjalan mendekat kearahnya sambil tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ikhlaskah Aku?
SpiritualApa Definisi Ikhlas Menurutmu? Kamu dituntut untuk ikhlas ketika suamimu menikahi wanita lain demi sebuah tanggung jawab. Dirimu ingin lepas, tapi keadaan tak membiarkanmu lepas darinya begitu saja. Akhirnya kamu terpaksa berbagi pernikahanmu deng...