بسم الله الرحمن الرحيم✨
“Ingat. Tidak ada yang menyadari nilainya kebersamaan kecuali setelah mereka merasakan pedihnya perpisahan.”
(Ustadzah Aisyah Farid BSA)
Ophi_16
✿
✿
✿16. Kebenaran
Asya terus berjalan sampai kembali tiba dimeja nya. Tetapi dirinya tak mendapati ada Maira dan Sang perawat disana.
Asya menyapukan pandangan keseluruh penjuru. Sampai akhirnya ia melihat Maira yang duduk anteng disalah satu meja makan bersama beberapa orang juga Sang perawat tadi.
Asya segera berjalan kesana. Dalam hati bertanya siapa wanita juga lelaki yang duduk bersama Maira itu.
"Maira?" panggilnya begitu sampai dimeja tersebut. Suaranya mengundang para penghuni meja itu untuk menatapnya termasuk wanita juga lelaki yang ternyata pasangan paruh baya.
Sayangnya fokus Asya hanya pada Maira sehingga tidak begitu jeli memperhatikan siapa wanita yang ada dihadapannya.
Maira dengan riang menjawab. "Kak Sya." Disusul cengiran khas nya.
Hanum yang mendegar Maira memanggil gadis muda didepannya sontak berdiri.
"Kamu Kakak-nya Maira?" tanyanya pada Asya. Saat itulah Asya menatap Hanum.
Agak mengernyit karena sedikit tak asing melihat wajah wanita didepannya.
Hanum yang melihat kebingungan Asya pun memperkenalkan diri.
"Saya Hanum dan ini suami saya," jelas Hanum lalu menunjuk Rama.
Asya mengalihkan pandangan sebentar kearah Rama sebelum kembali menatap Hanum.
"Bu Hanum?" lirih Asya.
Hanum menggangguk. "Akhirnya saya bertemu juga dengan kamu. Ternyata kamu masih muda sekali, ya?" ujar Hanum kagum bercampur iba melihat Asya. Dari cerita Athaya, Hanum tahu jika Asya sudah tak memiliki kedua orang tua. Ditambah dengan keadaan yang menimpa Maira. Pasti berat melewati kehidupan jika berada dalam posisi Asya.
Asya mengangguk. "Dokter Hanum?" tanyanya memastikan. Hanum menaikkan alis darimana gadis didepannya ini tahu jika dulu dirinya adalah seorang dokter?
"Iya benar. Saya dulunya seorang dokter. Darimana nak Asya tahu?"
Asya tersenyum sumringah. "Dok, saya Asya putri dari Bu Maya. Pasien Dokter tujuh tahun lalu."
Hanum terdiam sebentar sambil mengingat-ingat pasiennya yang bernama Maya. Beberapa detik kemudian barulah Hanum menyahut.
"MasyaAllah, kamu putrinya Almarhumah Bu Maya?" Asya mengangguk mengiyakan.
Rama sedikit bingung sebelum akhirnya tersenyum juga. Karena dirinya sudah mendengar cerita ini sebelumnya dari Sang istri beberapa tahun lalu.
Istrinya itu begitu menginginkan bertemu gadis ini. Dan ternyata sekarang Allah mengabulkan keinginannya.
"MasyaAllah, Nak. Ibu gak nyangka bisa bertemu kembali dengan kamu," ujar Hanum seraya memeluk Asya. Asya sedikit terpaku begitu berada di dekapan Hanum. Begitu nyaman. Seolah Asya berada didalam dekapan Bunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ikhlaskah Aku?
SpiritualApa Definisi Ikhlas Menurutmu? Kamu dituntut untuk ikhlas ketika suamimu menikahi wanita lain demi sebuah tanggung jawab. Dirimu ingin lepas, tapi keadaan tak membiarkanmu lepas darinya begitu saja. Akhirnya kamu terpaksa berbagi pernikahanmu deng...