14. 🐰

843 56 1
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم✨

"Luangkan waktu sejenak bersama hati. Tidak lama, hanya sesaat ini. Setidaknya kau masih diperingati. Bahwa banyak yang tanpa kau sadari, tidak kau syukuri."

(Ustadzah Sania AlMuthohar)

Ophi_16


14. Bingung


Asya memasuki rumah sakit. Larut malam membuat suasana rumah sakit menjadi sepi. Hanya beberapa orang yang masih terlihat berkeliaran.

Asya mengeratkan cardigannya seraya terus berjalan menuju ruang inap Maira.

Begitu membuka pintu Asya sedikit terlonjak saat melihat Athaya yang duduk dikursi sembari mengobrol dengan Maira.

"Assalamu'alaikum," salam Asya sembari berjalan lebih mendekat. Athaya dan Maira sontak menoleh sambil menjawab salam.

"Wa'alaikumussalam," jawab mereka bersamaan.

Asya tersenyum menatap Maira. Mendekat dan mencium kepala Maira sayang.

"Kak Sya capek banget, ya?" tanya Maira tiba-tiba.

Asya menaikkan alis. Sama sekali tak mau memandang Athaya meskipun dirinya tahu jika Athaya memandangnya sedari tadi.

Asya menggeleng. "Enggak, kok. Kak Asya gak capek," jawabnya sambil mengelus kepala Maira.

Athaya hanya menyimak. Sedikit merasa diabaikan oleh Asya, dirinya memutuskan untuk berbicara.

"Mbak Asya?" panggilnya membuat Asya memandangnya sambil menaikkan alis.

Jujur Asya juga merasa tak enak jika harus mengabaikan Athaya. Tapi apa boleh buat. Asya tak mau perasannya semakin tumbuh untuk lelaki yang sudah memiliki kekasih.

Tak bisa memungkiri jika interaksi Asya dengan Athaya selama ini membuat Asya sedikit merasa nyaman. Bahkan mungkin Asya sudah menaruh hati seutuhnya pada Athaya.

"Maaf saya tadi siang tidak jadi kesini. Ada urusan penting yang tidak bisa saya tinggal," ucap Athaya saat tidak ada jawaban dari Asya. Asya mengangguk dengan mengalihkan pandangannya.

"Tapi Mbak Asya tenang saja saya sudah mengirimi pesan pada salah satu perawat kepercayaan saya untuk menjaga Maira," lanjut pemuda itu.

Asya menghela napas. "Iya, tidak apa-apa, Dok. Saya mengerti. Terimakasih."

Hening. Tidak ada lagi perbincangan setelah itu. Athaya sudah pindah duduk disofa sementara Asya duduk dikursi samping ranjang sambil mengelus kepala Maira yang sudah tertidur pulas.

Athaya memandangi punggung Asya. Ia merasa sedikit aneh dengan Asya hari ini. Tidak biasanya Asya mengabaikan dirinya. Bahkan mereka sudah bisa dibilang dekat akhir-akhir ini. Apakah dirinya berbuat kesalahan, sampai Asya marah padanya? Tapi apa? Ia rasa tidak melakukan kesalahan apapun?

Athaya diam dengan pikiran yang sudah bercabang. Mencoba mengingat apa saja yang telah dilakukan. Sampai dirinya ingat jika tadi siang tidak sempat membalas pesan Asya. Apa Asya marah padanya? Jika, iya. Maka Athaya harus menjelaskan segera.

Ikhlaskah Aku? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang