31

4 1 0
                                    

"Gue mau putus sama Kak Galang."

Sontak Kim dan Kaya melongo begitu gadis itu mengucapkan 'hal penting' itu yang sebelumnya gadis itu grabak-grubuk meminta kedua sahabatnya datang kerumah.

Ternyata masalah pacaran toh?

"Seriously?"

Katya mengangguk.

"Pantes aja lo nggak dateng ke forum gue kemarin malam..." simpul Kaya, tapi sedetik kemudian dia melirik Kim juga.

"Lo juga nggak dateng." pungkasnya pongah kearah Kim.

Ya, memang benar. Kemarin malam Kim tidak datang untuk menghadiri forum Kaya. Dia bahkan lupa meninggalkan pesan atau basa-basi sedikitpun.

Entah kenapa perasaannya kala itu agak absud. Dan, Kim agak bingung kenapa dia sempat begitu.

"Ya, gue nggak ngerti kenapa tiba-tiba dia marah sama gue..." jelas Katya terdengar lemas, tapi dia tak menghentikan tangannya yang terus memasukkan marshmallow ke dalam mulut Kaya.

"... Karena gue nggak merasa bersalah. Ya, gue protes kenapa dia tiba-tiba marah sama gue coba!"

Kali ini Kaya nyaris tersedak karena Katya memasukkan marshmallow ke dalam mulutnya tiga buah sekali suap.

Ekspresi wajahnya seolah berkata, Dendam amat lo sama gue!

Sementara Katya menyuapi Kaya dengan marshmallow sambil cerita, Kim hanya menyimak meskipun dia tidak paham maksudnya apa.

"Terus kalian mau putus gitu aja?" tanya Kim langsung ke intinya.

Katya melotot, "Jangan sebut putusnya dodol!" tukas Katya garang. Dia lalu kembali menghela panjang sambil menunduk, "Nggak sih, tapi gue udah merasa nggak senyaman dulu."

Melihat Katya yang menunduk lesu, Kaya tiba-tiba melirik Kim memberi kode.

Dari lirikannya Kim rasa dia ingin dirinya...

"Katya..." ucap Kaya dengan aksen pembaca puisi, tangannya melambai diudara.

Melihat itu, tentu Kim paham apa yang dia ingin Kim lakukan. Lantas Kim bangkit setengah berdiri menyeimbangi Kaya.

"Sebuah hubungan itu memang sulit..." lanjut Kim, sama gayanya yang seperti Kaya contohkan.

Mendadak Kim merasa seperti seorang ahli cinta.

"... Tapi..." raut wajah Kim memelas dengan kepalan tangan di depan dada, "Kesulitan itulah yang membuatnya indah."

Suara tepukan tangan meriuh diantara mereka, seolah Kim ini pembaca puisi profesional.

Menerima bentuk apresiasi penontonnya, Kim membungkuk bangga.

"Jiwa jomblo lo berguna juga Kim."

"Enggak jomblo." jawab Kim tanpa sadar. Untuk sesaat, dia sendiri bingung kenapa tiba-tiba menjawab hal begitu saja.

Sungguh, itu reflek.

"Owwww.... Serius?" tanya Katya dan Kaya kompak.

"Eh enggak! Tadi reflek bilang... Serius deh." bantah Kim dengan dua jari tangannya terangkat.

Kaya dan Katya hanya saling lirik seolah tak percaya apa yang Kim sudah jelaskan.

Yasudah, yang penting sudah berusaha memberi penjelasan kan?

"Eh, tapi Kat lo udah chattan lagi setelah kalian berantem?" tanya Kaya. Sukses memecah keheningan yang terjadi tiga detik yang lalu.

Untuk menjawab, Katya menggeleng. Wajahnya kembali terlihat lesu.

Rain and Winter [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang