4

13 3 0
                                    

Lucu, kadang kita menganggap remeh hal yang sepele. Tapi apa? Bisa jadi terdapat sesuatu dibaliknya. Benar bukan?

"Pelan-pelan apa! Sakit tahu! " protes Kim yang mulai tidak nyaman digendong oleh Evan.

Tapi apa? Dia hanya melirik Kim seolah protesan Kim itu hanya angin lalu yang mengganggunya. Menyebalkan.

"Yaudah maaf. Salah sendiri kenapa berat."

Meh! Dia sungguh mengatakan itu?

Kim melirik Evan dengan sebal. Jika bukan karena kakinya cedera, Kim juga tidak akan sudi untuk digendong Evan. Beruntung siswa-siswa lain berada dikelas, jadi mereka bisa berjalan dengan tenang tanpa lirikan aneh.

Iya, Kim tahu 'hanya' Evan yang berjalan.

"Hmm.. Van," Cowok itu langsung melirik Kim tanpa menghentikan langkahnya, "Apa?"

"Tadi... Lo yang nolongin gue?" tanya Kim tanpa mengalihkan matanya dari wajah cowok itu. Sebenarnya ada sesuatu yang aneh, entah dari perlakuannya atau mungkin dari aksen ucapannya. Tapi Kim tak peduli, karena tidak bisa diralat lagi.

Terdengar suara helaan berat dari cowok itu, membuat Kim yang ada dibawahnya merasakan terpaan udara yang keluar dari hidung Evan. Astaga! Inikan karbon dioksida!

"Ihh! " Kim menepuk bahu Evan seolah sebal.

Evan sontak melirik Kim, sambil mengernyit bingung. Dia salah apa memangnya?
"Apasih?"

"Napas lo kena muka gue! Racun tahu nggak! " protes Kim, lagi. Sejujurnya sejak tadi Evan ingin sekali melemparkan Kim dari lantai dua. Tapi setelah dipikir dua kali, itu terlalu baik, karena Kim pasti akan masuk surga sementara ia dipenjara, dengan kabar berita seperti, seorang pemuda dengan bahagianya melempar seorang gadis dari lantai dua dengan...

"Ihhh!! Karbon dioksida nih! "

Kim bawel sekali rupanya..

"Yaelah... Nggak seberacun ikan buntal ini!"

Mendadak Kim tertawa, begitu mendengar ucapan Evan. seolah apa yang dikatakannya itu lelucon berat. Padahal hanya kata-kata ringan, tapi mungkin karena suasana saja yang membuat mereka jadi relaks dan terdengar agak lucu, mungkin.

Evan memandang Kim, dengan tangan masih kuat membawa tubuh gadis itu. Ternyata, Kim manis juga jika dilihat. Ini hanya persepsi Evan saja. jika dilihat, Kim lebih berbeda dan..

"Cariin gue bangku ya. Nggak usah yang jauh-jauh. "

Evan mendadak tersadar begitu mendengar gadis itu bersuara. Sadar jika mereka semakin dekat dengan kelas. Kenapa ia justru memikirkan hal itu? Astaga, membuang waktu sekali.

Evan memasuki kelas, dengan masih membopong gadis itu. Jujur, Kim merasa malu. Bagaimana tidak malu? Karena diruang kelasnya masih ada pembina Osis dan sialnya, seisi kelas menatap mereka berdua seolah.. Baru saja mengucapkan sumpah pernikahan.

Rain and Winter [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang