47

4 1 0
                                    

"Anak kelas IPA 1 rame yang bilang katanya Evan pacaran sama Katrisa."

Hening. Kim tidak menjawab apapun, pikirannya melang-lang buana entah kemana. Jarinya bergerak mencorat-coret bukunya tidak terstruktur.

"Lo kenapa sih?"

"Hah?" tanya balik Kim tanpa minat. Kini dia mencoret buku paket milik sekolah dengan pulpennya di sengaja. Kemudian mendengus. Menutupi coretan itu menggunakan tip-ex.

Katya yang tengah sibuk menyelesaikan tugasnya, akhirnya memutuskan untuk meletakkan pulpennya begitu Kim meresponnya begitu.

Dia kini sempurna duduk menghadap Kim.

"Ada masalah?" tanya Katya. Detik itu juga akhirnya Kim melepaskan dagunya dari tumpukan tangan di atas meja.

Dia lalu menghadap Katya, menatap gadis itu seolah biasa saja.

"Kalo ada masalah cerita aja. Lo keliatan beda akhir-akhir ini Kim."

Kim terdiam sejenak, berpikir. Apa jika Kim memutuskan untuk memberitahu jika sebenarnya dia menaruh hati pada Evan, akan merubah segala hal yang dia rasakan akhir-akhir ini?

Masalahnya, jika Kim hanya peduli dengan egonya, apa yang akan terjadi jika Katya tahu bahwa Kim menyukai Evan?

Ya, tentu saja begitu. Katya lah orang pertama yang menaruh hati pada Evan pertama kali, tidak mungkin Kim sekonyong-konyong mengatakannya begitu saja. Bagaimana pun Kim harus menghargai perasaan Katya. Sahabatnya sendiri.

"Hey guys!"

Otomatis Katya dan Kim serentak menoleh kearah gadis yang baru mendatangi meja mereka berdua. Hera duduk di tepi meja Kim, sementara Kaya di pangku oleh Hera.

Kini mereka berdua terlihat seperti dua batang lidi yang patah.

"Lo ganggu aja Her." sergah Katya. Dia lalu menjauhkan buku-buku bagusnya dari Hera. Ngeri di timpa oleh tubuh Hera meskipun dia tidak berdaging.

Hera manyun, "Yaelah ... Gimana sih lo. Justru itu, lo harus menggunakan kesempatan emas ini buat mengenang gue, Kat."

Bingung, tentu Kim mengernyit.

"Apaan sih lo..." pungkas Kim, dia lalu menyengir kearah Katya, "... Emangnya lo mau mati segala ada mengenang-mengenang." cibir Kim.

Kaya tertawa renyah mendengarnya.

"Bukan gitu sih sebenarnya..." jelas Kaya. Dia melirik Hera sesaat sebelum Melanjutkan, "Hera mau pindah guys." lugasnya sambil menepuk-nepuk bahu kanan Hera seperti prihatin.

Kim mengangkat kedua alisnya agak terkejut, "Heh? Seriusan?"

Mendengar ungkapan terkejut dari Kim, Hera menarik satu sudut bibirnya sambil mengangguk tak minat. Dia menatapi satu per satu teman-temannya itu sebelum mengatakan sesuatu lagi.

"Besok gue langsung ke Bandung."

__________

"Herrrrrr..... Jangan pindah ih!" rengek Kaya sambil memeluk lengan kanan Hera sejak gadis itu menyatakan bahwa dia akan berpindah tempat.

Bahkan Kim lihat Hera sampai kesulitan makan gara-gara Kaya yang terus tidak ingin lepas dari lengan Hera.

Katya yang tengah menyedot jus melon hanya bisa menatapi sahabatnya itu dengan pasrah. Ya, begitulah Kaya di beberapa waktu mungkin akan berubah menjadi orang yang paling menjengkelkan di dunia.

Jika dia menginginkan sesuatu. Seperti yang saat ini terjadi.

"Kita bakal kangen sama lo Her. Jangan lupa Chat terus tiap hari loh di grup." ancam Katya yang kemudian di lanjut ritual minum jusnya lagi.

Rain and Winter [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang