Ada yang bilang, kutukan itu cuma ada didongeng-dongeng.
Yakin?
Nyatanya, memang ada lho."Hay Bi Ina, " sapa Kim begitu pintu kayu berukir naga terbuka.
"Eh, Non Kim... Silahkan masuk,"
Kim tersenyum. Ia lalu melangkahkan kaki memasuki area ruang tamu rumah Katya.
"Bi, Katya ada di rumah?" Kim duduk di sofa berwarna hijau lumut yang tersedia diruangan itu.
"Ada Non, dia lagi mandi. " Kim hanya ber-Oh ria sebagai jawaban.
3 jam yang lalu, mereka janjian, akan menghabiskan waktu dirumah Katya. Mengingat hari ini hari minggu, memang sudah rutinitas mereka menghabiskan waktu bersama. Entah dirumah Katya, Kaya hingga Kim. untuk lokasi, dilakukan secara bergilir setiap minggunya dan tak jarang juga mereka pergi ke tempat lain, seperti kafe atau taman kota.
"Haloo Bi Ina! How are you today?! " Suara seorang gadis memekakan telinga diruangan itu tiba-tiba. Siapa lagi kalau bukan Kaya.
Kim mendengus begitu melihat Kaya langsung memeluk tubuh gempal Bi Ina begitu gadis itu baru sampai dan sukses membuat Bi Ina terlihat terkejut.
Setelah ini pasti...
"Bibi... Bikinin aku nasi goreng dong"
Kaya tersenyum dihadapan Bi ina, "Bibi.. Bikinin aku nasi goreng dong,"
Tepat sekali, seperti apa yang Kim katakan dalam hati dan seolah Kaya mengulang ucapannya. Ini yang selalu membuat Kaya betah bermain dirumah Katya, dia memiliki Ibu disini.
Bi Ina menyengir, "Oke. Pakai apa? Pete? Jengkol? Ati?"
Kaya menyengir sambil memeluk kembali Bi Ina dengan manja, "Pakai Jengkol. Tapi jangan pakai tungir ayam ya Bi,"
Sontak Kim langsung tertawa. Itu kejadian minggu lalu, ketika Kaya tengah asyik melahap nasi goreng pete dengan tingkat kepedasan yang mencapai level 10, merasa enak begitu memakan bagian daging ayam. Kaya bilang gurih rasanya.
Tapi siapa yang menduga begitu Kim tanya resepnya? Dengan enteng, Bi Ina menjawab 'tambahkan tungir ayam sepenuh hati'
Begitu mendengar pernyataan Bi Ina, Pagi hari Kaya tidak ikut MOS pertamanya, karena diare. Mungkin ada hubungannya dengan memakan tungir ayam.
Ha-ha!
"Rame bener."
Reflek, dua orang gadis dengan satu orang wanita menoleh begitu ia bersuara.
Kim menatap Katya yang tengah berjalan menuruni anak tangga.
"Ayo lah keatas," ajak Katya begitu kakinya mencapai ujung anak tangga. Kim mengangguk, langsung mengambil langkah menaiki tangga menuju kamar Katya yang terletak di lantai dua.
Katya dan Kim sudah lebih dulu pergi keatas, menyisakan satu gadis dengan satu wanita bertubuh gempal dibawah sana yang masih lekat bagai Ibu dengan anak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain and Winter [COMPLETED]
Novela JuvenilKimberly tidak pernah tahu, jika sesuatu yang dia temui di ruangan kosong semasa dia masih bersekolah di sekolah dasar akan benar-benar merubah hidupnya. Sahabat, keluarga, bahkan cinta Semua itu dibuka perlahan dengan bumbu-bumbu masa lalunya yang...