Berhari-hari Kim mencari informasi soal gadis bernama Amara Kenanti, akhirnya dia menemukan pencerahan juga.
Ternyata gadis yang Kim curigai itu adalah anak IPS 3. Dan merupakan anak baru, masa pindahan gadis itu nyaris sama dengan Tris. Bedanya, Amara satu hari lebih dulu dibanding kedatangan Tris.
Entah kenapa, semua hal itu terasa sangat berhubungan. Dan Kim cukup yakin, Mara memang ada hubungannya dengan someone.
Meskipun belum ada bukti yang memberatkan jika Mara memanglah dalang dibalik semua hal ajaib dihidupnya.
Mata Kim tak lepas dari gadis bername tag Amara itu. Dia sudah membuntuti Mara sejak bel istirahat berbunyi.
Sejauh ini, Mara terlihat tidak merasa ada seseorang yang mengikutinya. Dan itu berita bagus, Kim bisa tanpa khawatir dia mengetahui jika sebenarnya Kim terus mengikuti apapun yang gadis itu lakukan.
Setelah ke kantin, lalu ke ruang piket. Kini Kim membuntuti Mara yang berjalan menuju perpustakaan.
Sesampainya disana, dia terus mengawasi apapun yang gadis itu lakukan. Agar gerak-geriknya tidak mencurigakan, Kim membawa banyak buku di pelukannya seolah dia tengah bertugas menata buku.
Setiap detik, Kim semakin mempersingkat jaraknya dengan jarak Mara, hingga akhirnya Kim bisa berdiri di samping gadis yang lebih pendek darinya.
Tiba-tiba, satu tangan mencegah Kim yang hendak meletakan buku di rak.
Mata Kim membulat. Masalahnya, Mara lah yang menahan tangannya itu.
Perlahan tapi pasti, Kim menoleh kearah Mara sambil menghilangkan jejak ekspresi terkejutnya.
"Lo bertugas ya?" tanya gadis itu, tapi kemudian wajahnya berubah aneh ketika dia mengambil alih buku yang Kim genggam itu.
"Ini buku sosiologi. Seharusnya lo susun di rak nomor 6." jelasnya. Kemudian mendengus menahan tawa.
Melihat hal itu, Kim merasa mendadak bodoh. Tidak tahu apa-apa. Dia hanya bisa membuang wajah, malu.
"Sini, gue bantu."
Tiba-tiba saja Mara mengambil sebagian besar buku yang Kim peluk, hingga menyisakan tiga buku di genggaman Kim. Lalu gadis itu pergi begitu saja memandunya.
Sejenak, sejujurnya Kim syok bukan main menerima respon dari Mara. Sikap baiknya, membuatnya sadar jika kedua sahabatnya itu sudah tidak menganggapnya lagi. Dan hal itu, membuat Kim kembali merasakan kesepian.
Walaupun mengungkap siapa dibalik someone itu, mampu membuatnya melupakan segala hal. Tapi, di lain sisi, semua fakta itu menamparnya keras-keras.
Kim mengikuti Mara tanpa bicara. Menyusun buku-buku yang dia genggam.
"Oh ya, Gue Mara. Pindahan dari SMA Rajawali." ucapnya di tengah-tengah kesibukan mereka menyusun buku-buku.
Kim melirik sekilas kearah Mara.
"Gue Kimberly. IPA 4." balas Kim. Kemudian dia melirik Mara, memperhatikan gadis itu dari balik rak buku.
"Kok lo pindah?" tanya Kim lagi. Tanpa menghentikan kegiatan menyusun buku-bukunya.
Mara melirik Kim sejenak, "Hmm ... Nggak papa. Gue pengen pindah aja." jawabnya.
Sebagai tanggapan, Kim hanya mengangguk kaku. Entah kenapa, dia tidak terlalu yakin dengan jawaban yang Mara katakan. Hanya ... Naluri saja.
"Terus? Lo tinggal dimana?" tanya Kim lagi. Terus memancing obrolan di antara mereka.
"Gue tinggal di panti."
Sontak Kim mengangkat kedua alisnya, "Ouh, sori, gue nggak tahu soal itu."
"Santai aja kali."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain and Winter [COMPLETED]
Teen FictionKimberly tidak pernah tahu, jika sesuatu yang dia temui di ruangan kosong semasa dia masih bersekolah di sekolah dasar akan benar-benar merubah hidupnya. Sahabat, keluarga, bahkan cinta Semua itu dibuka perlahan dengan bumbu-bumbu masa lalunya yang...