"Awas beloknya!" Seru Evan dari samping Kim yang kini duduk di kursi kemudi.
Kim meninjak rem sejenak, lalu menoleh kearah Evan sambil menjulurkan lidah.
"Wlee! Belok kanan mah, gue udah khatam." ungkapnya.
Setelah mendapatkan sorot mata melengos dari Evan, Kim akhirnya kembali menginjak gas untuk kembali mengingat-ingat latihan berkendaranya yang benar-benar sudah lama sekali.
"Lo belajar sama siapa?" tanya Evan datar dari sampingnya.
"Sama Kaya, waktu kelas sepuluh." jawab Kim tanpa mengalihkan matanya dari arah depan jalan. Dia benar-benar memfokuskan diri dalam menyetir.
Yah, meskipun awalnya Evan tidak menyetujui permintaan Kim untuk mencoba latihan berkendara di kompleks dekat rumah Hera, tapi akhirnya Kim bisa berkendara juga. Ha-ha!
Padahal dia melakukan latihan berkendara dengan Kaya sudah satu tahun lalu lamanya.
Hening. Hanya ada suara desingan AC yang menguasai ruangan mobil tanpa ada alunan musik. Sudah hampir lima belas menit lamanya Kim berkeliling kompleks menghabis-habiskan bahan bakar.
Namun perlahan-lahan mobil yang Kim kendalikan berhenti tepat di tikungan berbelok kiri.
Evan sontak melirik Kim.
Gadis yang dia lirik itu langsung mendengus resah. Kemudian dengan wajah memelas, akhirnya Kim menoleh kearah Evan. Dan berkata ...
"Gue nggak bisa belok kiri." ungkapnya dari kursi kemudi.
Detik itu juga terdengar suara dengusan gusar dari cowok itu.
"Lo bisa bawa dari tadi mulus-mulus aja, terus belok kiri nggak bisa?" komentar Evan terlihat benar-benar tidak minat sama sekali.
Kim hanya bisa menyengir polos sebagai tanggapan.
"Emang dia ngajarin lo jalan lurus doang?"
Sontak Kim melotot, "Weh! Gue bisa belok kanan!" timpalnya tak terima.
Tentu saja begitu, walaupun memang harus Kim akui belok kiri itu sukar sekali di taklukan, tapi dia benar-benar sudah lulus ujian untuk belok kanan.
Tak akan Kim biarkan nama suhu yang mengajarkannya berkendara jadi tercoreng. Ha-ha!
Evan mendesah. Cowok itu memijat keningnya sejenak, lalu kembali melirik Kim.
"Terus? Gimana dia ngajarin lo waktu itu?" tanya Evan dengan nada malas.
Mendadak Kim mendongak menatap langit-langit mobil. Mengingat-ingat bagaimana Kaya mengajarinya berkendara kala itu.
Yah, waktu itu ...
"Puter rodanya ke kiri!"
"Lagi! Lagi!" rusuh Kaya dari belakang kursi kemudi memberikan arahan pada Kim.
"Belum juga belok dodol!" komentar Katya yang duduk di kursi penumpang tepat di sebelah Kim.
Alhasil, mobil yang mereka taiki sudah berbelok duluan sebelum mobil mereka mencapai jalanan tikungan kiri di depan mereka.
Setelah menyadari mereka terlalu cepat melakukan belok kiri, Kim maupun Katya langsung melirik jengkel kearah gadis yang membungkuk tepat di belakang kursi kemudi.
"Hehehe" seringainya dari belakang kursi kemudi.
Kemudian Kim kembali memutar stir kemudi yang Kaya sebut 'roda' itu. Mengembalikan posisi mobil seperti semula.
Setelah posisi mereka sudah kembali lurus, akhirnya Kim kembali menginjak gas untuk kembali jalan. Bedanya kali ini dia akan menggunakan feeling nya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain and Winter [COMPLETED]
Teen FictionKimberly tidak pernah tahu, jika sesuatu yang dia temui di ruangan kosong semasa dia masih bersekolah di sekolah dasar akan benar-benar merubah hidupnya. Sahabat, keluarga, bahkan cinta Semua itu dibuka perlahan dengan bumbu-bumbu masa lalunya yang...