12

5 1 0
                                    

Sejak kejadian Katya kemarin, Kim tak habis-habisnya memikirkan itu. Apa lagi? Tentunya soal gulungan kertas dan Evan. Bukan cowok itu loh ya. Kim justru malas sekali memikirkan cowok beku nan keji itu.

Tapi tentang hubungannya, someone, dan dengan... Evan.
Entah bagaimana caranya pertanyaan seperti, Apa hubungan Evan dengan gulungan kertas?

Gawat jika ada seseorang yang tahu tentang someone. Karena, bahkan Husna sendiri tidak tahu-menahu soal itu. Dan jika Evan memang tahu tentang itu, dia itu masih baru, baru sekali mengenal Kim. Bahkan waktu dua bulan itu masih rentang waktu yang sangat singkat.

Untuk mengetahui rahasianya.

"Kim! Dua jam lagi ke UKS ya," kata seorang gadis yang tiba-tiba muncul dari daun pintu kemudian pergi setelah mendapat anggukan dari Kim.

Apa lagi? Yap tentunya mendatangi ruangan itu untuk pelatihan medis. dan Kim benar-benar tidak tertarik sama sekali. Lagi pula hanya acara berkemah yang tidak sampai menyentuh satu minggu lamanya.

Jadi, apa penting?

Ya baiklah Kim tahu mempelajari itu tidak ada salahnya.

Gadis yang duduk sendiri di kursi kelas itu akhirnya bangkit dan pergi darisana. Ia tak mau ada laporan yang menerangkan bahwa Kim tidak mengikuti pelatihan medis dasar.

Bukan apa-apa alasan yang membuat Kim jadi tidak mau mengikuti pelatihan, hanya saja...

Mendadak langkah kaki Kim berhenti begitu ia melihat sesuatu. Ya, sesuatu yang bergumul terus memenuhi isi kepalanya sejak kemarin.

Siapa lagi? Tentunya dia.

Cowok itu baru datang ke sekolah. Bahkan dia terlambat dua puluh menit dari awal pelatihan PTA. Terlihat sangat santai sekali, dengan hanya mengenakan kemeja biru, dan berjalan santai dengan kedua telinga tersumpal headset.

Pastinya, dia tidak pernah menghilangkan lagak sok dingin dan wajah datar paling menyebalkan itu.

Kim berpikir sejenak. Apa dia perlu menginterogasi cowok itu? Tapi jika ia menginterogasinya, apa saja pertanyaan yang akan ia tanyakan nantinya?

Masa iya bertanya, Lo tahu someone? Hah? Lo someone gue ya? Ya?!

Kim bergeleng-geleng. Ide buruk untuk mengajukan pertanyaan itu. Jika sebenarnya dugaan Kim salah, bagaimana? Ia justru membongkar rahasianya sendiri'kan?

Gadis itu terus putar otak mencari-cari cara terbaik agar rahasia tetap terjaga dan kasus terungkap dengan sempurna.

Tanyakan apa ya?

"Akhirnya ada ide!"

Tanpa pikir panjang, Kim langsung ambil langkah untuk mendekati Evan. Tenang saja, sudah ia pikirkan jalan terbaik untuk membongkar kasus dengan mulus.

Hampir 90% kemungkinan berhasil.

"Evan!"

Cowok yang dipanggil namanya itu, langsung menghentikan langkah. Meski dengan keadaan telinga tersumpal, dia tetap bisa dengar suara-suara lingkungan. Ya, si dingin Evan memang memiliki pendengaran super. Masih ingat ketika insiden Domino? Ketika bergosip lebih tepatnya. Entah bagaimana caranya cowok itu bisa tahu hal apa yang menjadi topik pembicaraan Kim dan gengnya.

Sungguh aneh bin ajaib.

Cowok itu berbalik dan langsung menatap Kim, jangan pernah bayangkan dia akan berekspresi.

"Hmmm... " mendadak Kim gelagapan, entah rasanya tiba-tiba bingung,"Lo mau kemana?"

Astaga, basa-basi sekali!

Rain and Winter [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang