Pagi-pagi sekali Kim sudah dihadapkan sesuatu yang paling menyebalkan. Bukan terlambat sekolah, bukan pula karena Kaya berulah. Tapi Tris yang sudah memulai aksinya begitu Kim baru saja menginjakkan kaki di koridor kelas sebelas.
Kim hanya melengos melihatnya, tanpa menghentikan langkahan kakinya menuju kelas.
Dia sengaja sekali memancingnya cemburu. Bagaimana tidak? Ketika Kim berlalu di sampingnya, Kim lihat sekali dengan jelas jika Tris mengetahui kehadirannya disana.
Lalu, dengan tiba-tiba gadis itu terlihat kelewat ceria sambil bergelayut manja di samping Evan yang tengah berbicara dengan Reza.
Kim tahu, Evan tidak menyukainya. Dia lihat walaupun hanya sekilas, cowok itu sempat menghempaskan tangannya risih.
Siapapun juga akan risih jika berhadapan dengan gadis gila itu.
Hanya perlu beberapa langkah lagi sebelum memasuki area kelasnya, ponsel Kim berdering di sakunya.
Lantas dia berhenti mendadak dan mengambilnya begitu saja.
Ada sebuah panggilan dari Husna.
Tentu tak berlama-lama, Kim segera mengangkat panggilan suara dari ibu tirinya itu.
"Iya, bun?" buka Kim lebih dulu.
"Nak... Bunda minta tolong. Nanti kamu jemput Gita ya, bunda lagi nggak enak badan. Baru aja pulang dari toko."
Alis Kim bertaut setelah mendengar penjelasan Husna.
"Bunda sakit? Kok, nggak bilang sama Kim?"
"Nggak papa, cuma sakit kepala. Yasudah... Bunda minta tolong ya nak."
"Iya bunda. Nanti Gita kujemput."
Setelah menyatakan poin yang menjadi percakapan, panggilan suara itu berakhir dengan salam. Lalu Kim mengembalikan ponselnya ke dalam saku sambil berpikir.
Pantas saja pagi ini Husna terlihat berbeda. Meskipun dalam beberapa sisi wanita itu tetap terlihat sama, tapi akhir-akhir ini dia terlihat lebih berbeda.
Lebih ringkih dan lebih pucat dari biasanya.
Yang Kim harapkan bundanya tidak sakit serius... Karena Husna satu-satunya ibu terbaik yang tak pernah dia miliki.
Kelas 11 IPA 4 ramai sekali ketika Kim baru memasukinya. Ternyata Kaya dan Hera tengah mengoceh di depan kelas. Terlihat seperti tengah memperagakan sesuatu.
Kim akhirnya menahan tawa setelah dia paham apa yang mereka berdua lakukan.
Yah, semacam praktek kayang yang tidak sempurna. Lalu mengundang tawa murid-murid kelas ketika terdengar suara 'krek' dari punggung Kaya.
Dan dia mengatakan, "Aw! Astagfirullah! Alhamdulillah!"
Diantara murid-murid yang sibuk menjadi penonton atraksi Kaya dan Hera. teman sebangku Kim, Katya tengah berkutat dengan sebuah novel.
Tumben baca novel, pikir Kim.
Setelah sampai, Kim langsung duduk di bangkunya.
"Baca novel?" tanya Kim sebagai basa-basi.
Katya melirik Kim sesaat, "Hmm-mm" responnya. Lalu dia menyelipkan pembatas buku di lembar halaman yang baru dia baca. Dan setelah itu, Katya menutup novelnya.
"Nanti pulang mampir ke restoran yang di dekat halte yuk! Gue udah bilang ke Kaya sama Hera juga." ajaknya antusias.
"Tenang, gue traktir nih..." imbuhnya sambil berbangga diri di hadapan Kim.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain and Winter [COMPLETED]
Novela JuvenilKimberly tidak pernah tahu, jika sesuatu yang dia temui di ruangan kosong semasa dia masih bersekolah di sekolah dasar akan benar-benar merubah hidupnya. Sahabat, keluarga, bahkan cinta Semua itu dibuka perlahan dengan bumbu-bumbu masa lalunya yang...