25

6 1 0
                                    

Seorang gadis yang tengah duduk di sebuah sofa terbuyar dari lamunanya begitu suara dering ponselnya berbunyi. Hanya berbunyi sepersekian detik, mungkin tanda pesan singkat yang baru saja diterimanya.

Tidak langsung merespon bunyi ponselnya, Kim justru mengecek sekitarnya. Memastikan jika dia hanya seorang diri di tempatnya saat ini.

Begitu dirasanya hening tak ada orang lain selain dirinya saat ini, dia lalu membuka ponselnya. Bukan apa-apa Kim berbuat begitu, tentu saja ada alasan. Karena saat ini Kim berada di kediaman Kaya.

Yah, entahlah sebuah firasat untuk merahasiakan sesuatu muncul begitu saja.

Serius deh.

Alisnya bertaut begitu membuka balon obrolan yang sempat terkunci sepihak selama beberapa minggu ini.

Kim berdesis, "Buka blokirannya juga tuh anak."

Kemudian dia lalu membaca pesan singkat dari cowok itu seksama.

Evan
Hari ini temuin gue di Kafe dekat seolah jam 2 siang ini

To the point sekali dia, membuka fitur blokir ruang obrolan mereka lalu mengirimi pesan yang benar-benar singkat. Meski Kim tahu, yang namanya pesan singkat ya berarti singkat.

Tapi, nggak gini juga dong.

Sebelum menjawab, Kim menghela sejenak. Jari-jemarinya lalu bergerak lincah diatas layar ponsel.

Kimberly
Lo buka blokirannya? Wkwk

Kimberly
Oke.

Tanda centang pada balon pesan teksnya langsung tercetak dua, tapi tak berselang lama, centang pesan text nya berubah menjadi berwarna biru.

Satu detik...

Dua detik...

Tiga detik...

Tak ada balasan. Bar status ruang obrolan mereka tertanda offline. Itu berarti cowok itu hanya membaca pesan textnya kemudian mengabaikannya begitu saja. Menyebalkan sekali, benar-benar tidak ada bentuk basa-basi sama sekali.

Terkadang, Kim butuh mantera pengubah. Kalian mestinya bertanya-tanya untuk apa mantera itu kan? Tentu saja untuk mengubah Evan... Menjadi cicak, atau kutu mungkin.

Kim memicing membayangkan bagaimana jika cowok itu menjelma menjadi kutu yang besarnya tidak lebih dari upil hidung.

Puas sekali rasanya.

Tapi omong-omong, untuk apa dia meminta Kim untuk menemuinya?

Mendadak perjanjian tak berwujud itu kembali melintasi kepalanya. Astaga! Bagaimana bisa dia melupakan perjanjian yang baru dia buat sendiri kemarin? Apa mungkin Evan ingin membahas Someonenya?

Setelah Kim pikir dua kali, ada peluang bear itu terjadi. Karena...

Mana mungkin seorang Evan mau basa-basi dengan dirinya? Berbicara dengannya saja selalu menggunakan lem tikus dimulutnya. Apa lagi? Dia kan irit omongan.

Si sok dingin yang gagal tayang.

"Kuy! Berangkat."

Gadis yang sejak tadi sibuk berkutat dengan pemikirannya sendiri, kini menoleh. Tidak dengan senyuman tentu saja, bagaimana tidak? Dia menunggu sahabatnya itu berabad-abad di sofa... Hingga Kim rasa bokongnya sudah rata tak berbentuk.

Bahkan mengalami kesemutan, sukses sekali membuatnya merasa bokongnya tebal berlapis-lapis.

"Lama amat sih lo, dandan apa dandan sampe 3 jam." Seru Kim pongah, sambil bangkit dari sofa yang tercetak pola bokong Kim diatasnya.

Rain and Winter [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang