Raina mencoba meronta kala Dirga semakin gencar menjilati lehernya. Gadis itu sudah bercucuran air mata. Hatinya sangat sakit di rendahkan seperti ini. Lebih baik ia dicaci maki daripada harus diperlakukan seperti ini.
"Kak berhenti...hiks....aku mohon..hiks"
Bukannya berhenti Dirga malah semakin berani menggerakkan tangannya menelusuri tubuh Raina, bahkan seragam yang di kenakan gadis itu telah naik hingga dada. Tangan Dirga masih saja mengelus perut rata Raina dari bawah lalu merambat keatas hingga telapak tangan itu menangkup benda bulat padat.
Saat merasakan remasan di payudaranya, Raina semakin kencang menangis, ia berontak mendorong menedang, mencakar bahkan menggigit pundak Dirga.
"Akkh....sialan lo" umpat Dirga.
Karena merasa sedikit lenggang, Raina memanfaatkan kesempatan itu untuk kabur. Namun baru saja ingin berdiri tubuhnya sudah kembali tersentak kebelakang membuatnya kembali telentang.
"Lo nguji kesabaran gue ternyata. Cewek cupu kayak lo sok-sokan nolak! Cih munafik lo" murka Dirga sambil meludah mengenai wajah Raina yang sudah banjir air mata.
Tanpa ba-bi-bu lagi Dirga langsung melumat bibir Raina yang sedari tadi ingin sekali di cumbunya, tangan Dirga kembali meremas payudara Raina dengan kasar dan kuat membuat gadis itu menjerit tertahan karena mulutnya di sumpal dengan bibir Dirga.
Dirga masih saja betah mencecap bibir Raina awalnya hanya yang atas, lalu bibir bawahnya dan terakhir langsung melumat habis bibir itu. Merasa tidak puas akhirnya Dirga menggigit bibir bawah Raina membuat gadis itu meringis dan memberi akses pada lidah Dirga untuk masuk kedalam menjelajahi rongga mulut Raina. Raina hanya diam tak ingin melawan lagi. Hatinya terlalu sakit.
Dirasa Raina sudah kehabisa napas, Dirga melepas tautan bibir mereka lalu menatap wajah Raina yang memerah juga napas tersendat tak teratur.
"Udah puas?" tanya Raina dengan pandangan kosong.
Dirga tak langsung menjawab. Cowok itu masih saja memperhatikan raut wajah Raina. Tangan Dirga terangkat menyentuh rahang Raina lalu mengusapnya pelan. Mata Dirga kini beralih menatap bibir merekah milik Raina.
"Belum"
Setelah menjawab singkat Dirga ingin kembali mencium bibir Raina kembali, namun dengan sekuat tenaga Raina mendorong tubuh Dirga yang berada di atasnya membuat ada sedikit jarak diantara mereka.
"Dasar bajingan! Karena kakak gak bisa nyentuh kak Raisa kini kakak lampiasin ke aku?! Gak bisa main sama kakaknya terus asal main sama adiknya gitu? Wah hebat banget kamu" Raina tertawa sumbang dengan air mata yang semakin deras.
"Kenapa diem? Udah gak mau ngelanjutin?" tanya Raina dengan sorot mata jelas jika gadis itu tersakiti.
Dirga merendahkan tubuhnya, menjajarkan kepalanya di depan kepala Raina.
"Emang. Lo emang cuma gue buat pelampiasan nafsu doang. Dan lo salah besar kalo mikir gue gak akan lanjut kegiatan ini" jawab Dirga dengan suara rendah.
Tentu saja Raina terkejut tidak menyangka jika Dirga akan menjawab seperti itu. Kini dirinya benar-benar dalam bahaya.
Dirga bangkit dari menindih tubuh Raina. Cowok itu dengan cepat melepas seragam sekolahnya membuat tubuh bagian atasnya telanjang. Dengan terburu Dirga menindih lagi tubuh Raina agar gadis itu tak kabur.
"Kita lanjut yang tadi"
Setelah mengatakan itu Dirga benar-benar ingin memperkosa Raina. Cowok itu membuka kasar seragam Raina sampai hanya menyisakan bra hitam yang menutupi payudaranya. Tangan Dirga menjelajah random menggerayangi tubuh bagian atas Raina yang sudah telanjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tertanda R
Teen FictionNggak maksa buat follow, tapi nggak mau pura-pura kepencet gitu? Hehe. Selayaknya bunga yang butuh waktu untuk mekar tapi belum tentu akan mekar dengan sempurna atau malah gugur sebelum waktunya. Dan aku seperti bunga itu. Kelopakku gugur sebelum...