Part 14

255 61 62
                                    

Di gudang sekolah yang sepi kini telah berdiri dua cowok tampan yang sayangnya sama-sama beraut wajah dingin.

"Apa yang lo rencanain?"

"Nggak ada"

"Gue tanya apa yang lo rencanain bangsat!," teriak cowok itu sambil menarik kerah seragam cowok di depannya.

"Gue bilang gak ada sialan. Lo budek ya!"

"Terus Raina lo apain tadi hah?!"

"Itu salah dia sendiri. Gue baru main sama Melisya terus dia dateng-dateng ganggu, ya karena nafsu gue belum terpuaskan gue pakai dia lah" ucap cowok itu santai tanpa beban.

Bugh

Satu tinjuan mendarat keras di pipi Dirga. Ya cowok tadi adalah Dirga. Karena tak terima Dirga akhirnya bangkit dan balas memukul cowok tadi. Keduanya kini terlibat perkelahian lagi. Tak ada yang mau mengalah hingga perkelahian ini berlanjut cukup lama.

Keduanya kini sudah babak belur dengan napas ngos-ngosan dan dengan keadaan masih mencengkeram kerah baju masing-masing lawannya.

Dirga mendorong lawannya kebelakang, menciptakan jarak diantara keduanya.

"Kenapa lo perduli sama tuh cupu?" tanya Dirga pada cowok yang masih mengatur napas di depannya itu.

"Jangan rusak dia Dirga. Lo udah ada Raisa, jadi jangan hancurin kepercayaan Raisa dengan kelakuan bejat lo!," teriak cowok itu muak.

"Suka-suka gue dong. Selama Raisa gak tahu bakal aman-aman aja"

"Brengsek! Lo bisa nyakitin keduanya bangsat!"

"Kenapa lo perduli banget. Bukannya Lo gak pernah perduli sama apapun. Kecuali sama tua bangka itu"

"Jaga ucapan lo ya"

"Kenapa? Lo gak terima?"

"Dia bokap lo Dirga!"

"Dia bukan bokap gue. Dia cuma bokap lo!"

Cowok dihadapan Dirga diam memandang tajam tepat pada manik mata Dirga.

"Gue tekankan sekali lagi jangan pernah ganggu Raina, dan ubah kebiasaan buruk lo demi Raisa" ucap cowok itu dingin, lalu berpaling ingin pergi meninggalkan Dirga namun langkahnya terhenti karena cekalan di pundaknya.

"Kenapa? Lo masih suka sama Raisa? Dia gak akan pernah mau sama lo Van, karena lo lebih bajingan dari gue. Dan sekarang apa? Lo pengen ngejagain Raina karena rasa bersalah lo kan? Inget Van mereka berdua itu beda"

Setelah mengatakan itu Dirga pergi meninggalkan Revan yang masih mematung mendengar ucapan Dirga tadi. Ya cowok yang berkelahi dengan Dirga adalah Revan.

***

Di apartemen Revan, Raina sedang mengelilingi apartemen mewah itu, gadis itu melihat-lihat foto Revan yang di pajang di nakas. Disana terlihat foto Revan yang terlihat sangat manis dengan pakaian kaos hitam polos dan celana pendek, tersenyum kearah kamera dengan tangan kiri memegang permen kapas warna merah muda dan tangan kanan terulur menggenggam sebuah tangan, sepertinya tangan perempuan.

"Siapa perempuan itu? Apa pacar kak Revan?" pikir Raina bertanya-tanya karena wajah perempuan itu tak terlihat, hanya tangan saja yang terlihat.

Raina mengambil bingkai foto itu dan memperhatikan pada gelang yang di pakai perempuan pada foto itu. Sepertinya dia pernah melihat gelang seperti itu. Tapi dimana? Mungkinkah di toko gelang.

Ceklek......

Suara pintu terbuka membuat Raina mengalihkan tatapannya dari foto yang ada di tangannya kearah pintu.

Tertanda RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang