Keesokan paginya saat Dirga bertemu Raina di sekolah, ia hanya melewatinya tanpa menoleh. Raina merasa aneh dengan cowok itu. Kenapa lagi dia? Kenapa cowok itu malah terlihat ngambek dengannya. Seharusnya disini Raina yang marah karena kelakuan cowok itu semalam.
Raina mengabaikannya. Toh juga malah bagus kalo cowok gila itu jauh-jauh darinya.
Dirga melambatkan jalannya. Ia menunggu Raina mengejarnya, tapi sampai detik ini dirinya tak melihat tanda-tanda Raina berlari kearahnya. Dirga berbalik melihat kebelakang. Dirinya melihat Raina yang malah berjalan berlawanan arah dengannya.
"Cewek sialan! Kenapa dia nggak ngejar gw anjing!"
Dengan cepat Dirga menyusul Raina dan menarik tangan gadis itu hingga berbalik menghadapnya.
"Anjir! Sakit tolol!"
Dirga memelototi Raina. Matanya tak lepas dari mata gadis itu. Entahlah sekarang ia sangat sensitif jika dekat dengan makhluk satu ini.
"Kenapa lo cuwekin gue?" tanya Dirga seperti anak kecil yang ngambek nggak di beliin es krim. Raina bahkan sampai menganga. Cowok ini bisa terlihat imut juga ternyata.
"Kapan gue cuwekin elo?"
"Tadi."
"Ya kan elo juga jalan lurus aja gitu, terus gue harus ngapain?"
"Harusnya lo ngejar gue!!" sentak Dirga tak santai.
"Ngapain juga gue ngejar elo? Kurang kerjaan banget."
"Iya juga. Kenapa juga Raina harus ngejar gue?" Pikir Dirga. Tapi entah kenapa cowok itu ingin Raina mengejarnya.
"Ya kan lo harusnya minta maaf ke gue karena kejadian semalem."
"HEH SETAN!! Seharusnya elo yang minta maaf ke gue. Kenapa malah gue yang lo suruh minta maaf bangke!!" ucap Raina nyolot karena pagi-pagi udah di buat gregetan oleh makhluk satu ini.
Iya juga. Seharusnya dirinya yang meminta maaf kepada Raina karena telah berbuat kasar semalam. Tapi bukan Dirga namanya kalo cowok itu berjalan di jalan yang benar. Cowok ini kan titisan setan yang sialnya diberi anugrah wajah malaikat.
"Pokoknya yang harus minta maaf elo."
Habis sudah kesabaran Raina. Gadis itu segera menerjang tubuh Dirga. Memberi cowok itu pukulan bertubi-tubi.
"Dasar bajingan! Elo yang salah kenapa malah gue yang minta maaf. Anak anjing lo ya!!"
Dirga yang mendapat serangan dadakan dari Raina terkesiap, dan terpojok membentur tembok. Tapi detik berikutnya cowok itu malah tertawa.
"Apa Lo?! Nggak usah ketawa!" bentak Raina.
Dirga masih saja tergelak sambil menghindar dari pukulan Raina. Sedangkan tangan satunya ia gunakan untuk menahan pinggang Raina agar tak terjatuh. Tubuh Raina yang menempel di tubuhnya membuat dirinya semakin bahagia. Sambil menyelam minum air. Dirga segera membalikkan posisi mereka. Menjadikan Raina yang terpojok di tembok. Lalu perlahan dirinya menunduk menempelkan bibirnya pada bibir Raina. Keadaan menjadi hening seketika.
"Nah sekarang lo udah tenang kan. Harus gue kiss dulu baru kicep lo," ucap Dirga santai sembari mengusap bibir basahnya.
"Aww Na!! Sakit bego!!" Dirga meringis kesakitan ketika Raina tiba-tiba menginjak kuat kakinya.
"Lo emang udah mesum dari seperma ya! Dasar cowok bajingan!" Raina mendorong tubuh Dirga agar sedikit menjauh darinya, lalu dirinya segera pergi dari sana dengan perasaan dongkol luar biasa. Tapi di balik itu semua jantungnya diam-diam berdetak lebih cepat seperkian detik dari yang seharusnya. Rina memegangi dada kirinya. "Astaga apa-apaan ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tertanda R
Teen FictionNggak maksa buat follow, tapi nggak mau pura-pura kepencet gitu? Hehe. Selayaknya bunga yang butuh waktu untuk mekar tapi belum tentu akan mekar dengan sempurna atau malah gugur sebelum waktunya. Dan aku seperti bunga itu. Kelopakku gugur sebelum...