Part 18

229 52 197
                                    

Jika tahu menjadi pemeran utama semenyakitkan ini, maka jika diberi pilihan aku lebih memilih menjadi antagonis.

Tertanda R
***

Seharusnya Raina tak mengiyakan permintaan Dirga. Gadis itu kini tengah merasakan kekejaman cowok itu.

"Ini kak"

Raina. Gadis itu berjalan ngos-ngosan dengan penampilan acak-acakan menghampiri Dirga untuk membawakan siomay pesanan cowok itu.

"Lo telat tiga detik"

"Maaf kak" lirih Raina.

Dirga menghampiri gadis itu yang menunduk takut melihat dirinya yang semakin mendekat.

"Mana siomay nya"

Raina menyerahkan mangkok siomay yang ia pegang kepada Dirga. Tanpa diduga Dirga malah menumpahkan siomay itu ke baju Raina. Baju Raina yang sudah lecek karena berlarian dari tadi kini semakin lecek dan kotor. Gadis itu tampak menyedihkan.

Raina menahan matanya agar tak menumpahkan air mata yang sejak tadi sudah ingin menerobos keluar.

"Sekarang beliin gue bakso. Lima menit harus udah sampai sini"

Kini Raina menumpahkan air matanya setelah mendengar perintah Dirga. Bagaimana tidak. Sejak tadi Raina sudah bolak-balik dari kantin menuju rooftop hanya untuk memenuhi keinginan cowok itu. Bahkan jika di hitung, Raina sudah lima kali membelikan makanan yang berbeda untuk Dirga. Cowok itu selalu meminta Raina untuk membelikan makanan lagi dengan alasan sudah dingin, lewat waktu yang diberikan, terlalu pedas, kurang kuah, sambal harus di pisah dan alasan-alasan tak masuk akal lainnya. Kaki Raina rasanya nyeri untuk digerakkan karena sangat pegal harus menaiki tangga bolak-balik.

"Aku capek kak"

"Terus? Nggak ada urusannya sama gue. Cepetan waktu lo udah dimulai dari sekarang" Dirga menunjukkan timer yang ada di handphone mahal nya.

"Kak aku harus ke kelas. Ini udah lewat jam istirahat" ucap Raina memelas berharap Dirga melepaskannya.

"Udah gue bilang itu bukan urusan gue. Waktu Lo tinggal 4 menit 15 detik." Ucap Dirga sambil memperhatikan handphone nya. "Kalo kali ini Lo gak bisa tepat waktu, gue bakal kasih lo hadiah" lanjutnya sambil tersenyum manis kearah Raina yang menurut gadis itu malah menyeramkan.

Raina langsung saja bergegas pergi dari sana. Gadis itu bahkan berlari menuruni tangga. Ia harus tepat waktu kali ini. Jika tidak ia akan mendapat hadiah dari Dirga. Tentu saja hadiah yang dimaksud Dirga bukan sesuatu yang baik.

Beberapa siswa yang masih ada di kantin melihat Raina aneh. Gadis itu berlarian dengan seragam kotor dan tampilan menyedihkan. Tentu saja akan menarik perhatian murid lain. Untung saja ini tak terlalu ramai karena memang waktu istirahat sudah berakhir.

"Mang baksonya satu mangkok ya."

"Aduh neng baksonya udah abis tinggal mie ayam. Mau?"

Rasanya Raina ingin hilang saja dari sana. Bagaimana ini. Pasti Raina akan mendapat ganjaran karena tak mendapatkan pesanan Dirga.

"Nggak usah mang. Yaudah saya pergi dulu." Ucap Raina lesu.

"Nggak mau minum dulu neng," tawar mang Dadang. Laki-laki paruh baya itu iba melihat penampilan Raina. Dia juga sudah melihat gadis ini mondar-mandir dari tadi di kantin. Entah membeli siomay, nasi goreng, soto, tahu gejrot, atau apapun itu.

"Enggak mang. Makasih" Raina tersenyum tipis lalu bergegas pergi dari sana.

"Kak" panggil Raina pada Dirga.

Tertanda RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang