Keesokan harinya Raina berangkat sekolah seperti biasa, tapi di sempanjang koridor terlihat semua mata memandang aneh ke arahnya.
"Orang-orang pada kenapa sih? Emang muka aku aneh apa gimana? Atau jangan-jangan mandi aku nggak bersih jadi masih belekan" batinku. Lalu cepat-cepat ku usap wajahku menghilangkan apapun yang nemplok di sana.
"Eh itu kan cewek yang nembak kak Dirga kemarin"
"Eh iya ya mana di tolak lagi, kasian banget"
"Tapi beruntung banget dapat ciumannya kak dirga huaa..."
"Emang ya dasar cewek nggak tau diri berani-beraninya nembak kak Dirga, jelas di tolaklah mana mau kak Dirga sama cewek cupu kayak dia"
"Bener nggak tau malu banget"
"Dasar ganjen"
Begitulah yang Raina dengar dari celotehan mereka yang menggosipkan insiden penolakan kemarin. Dengan terang-terangan di depan Raina, tapi Raina tetep berusaha bodo amat dan pura-pura nggak denger.
Raina kira penderitaannya akan berakhir dengan sendirinya. Ternyata salah, sudah seminggu lebih Raina jadi bahan gunjingan orang-orang yang selalu natep Raina nisis. Oh ayolah emang tuh orang seterkenal apaan bisa biki seantero sekolahan belain dia, ngagung-agungin dia, disini Raina juga korban woy!!
* * *
"HAYOOO......ngapain lo bengong sendirian," ucap Ika yang suaranya udah nembus tujuh lapisan gendang telinga aku. Emang gendang telinga ada berapa lapis?
"Iihh apasih kamu ngagetin aku aja" jawabku sewot.
"Salah sendiri bengong mulu, sendirian lagi kesambet lo baru tau rasa," kata Ika ceplas-ceplos.
"Kalo bengong ya sendirian kalo bareng-bareng namanya galau berjamaah," jawabku juga ikut asal ceplos.
"Oh jadi lo lagi galau. Galau kenapa sih?," tanya Aya, dan entah dari kapan temen-temen Raina udah pada nimbrung disitu. Yah sekarang kita ada dikantin karena sekarang lagi jam istirahan dan keadaan kantin lumayan ramai.
"Oh gue tau. Lo lagi galauin kak Dirga kan?," tuduh Kara.
"Enak aja kamu kalo ngomong. Ngapain aku galauin tuh anak ayam" kataku berbohong. Ya iyalah yakali aku jujur.
"Cie udah berani-beraninya ya lo ngatain anak orang. Terus kalo lo nggak galauin kak Dirga lo galauin apaan?," tanya Kara yang masih kepo akut sampai kronis.
"Aku lagi mikir aja kok bisa punya temen bentukan kayak catetan tunggakan kas macem kalian" Kataku asal.
"Aduuh....." aku meringis karena tiba-tiba Kara and teman-teman laknatku pada nonyor kepalaku.
"Lo ya anak unta kalo ngomong bener banget. Gue emang nunggak kas seminggu. Bayarin dong," kata Sarah dengan pupil iyes yang malah bikin pengen muntah.
"Yeee.....itu mah elo. Gue mah anak sultan dari pertama kali masuk langsung gue lunasin semua kas selama 3 tahun kedepan," sombong Aya sok-sokan.
"Alah sok-sokan lo tusuk sate. Makan aja lo ngutang mulu apa pok Munaroh, pantesan badan lo cuma segaris doang," ejek Ika yang bikin Ami kesel hati dan pikiran.
"Kalian dari tadi bahas apaan sih gue nggak paham," celetuk Laras dengan wajah polos-polos najong trulala.
Emang dari kita semua yang paling telmi (telat mikir) itu Laras, tapi yang paling imut-imut itu juga dia. Beruntung banget masih punya modal tampang tuh orang.
"Ya ampun Lan kenapa lo masih idup sih! Tuh otak lo kemanain, cuma buat pajangan?," kata Kara gregetan setengah sadar.
"Iihh apaan sih Kara kok jadi marah-marahin gue. Kan gua cuman nanya," jawab Laras tanpa rasa bersalah.
"Tau ah gue nggak denger" kata Kara.
"Gue pakek earphone" jawab Ika ikut-ikutan.
"Gue lagi tidur" kata Sarah.
"Gue nggak disini" ucap Aya.
Dan kini tinggal Raina. Laras langsung natep Raina menunggunya bicara.
"Lo Rai?" tanya nya
"Akuuuu ...jeda.....jeda lagi.......jeda lagi....lagi....lagi.... nggak perduli" final Raina.
"Kalian jahat," kata Laras dan langsung buang muka.
Kita semua langsung ketawa kenceng banget, sampai-sampai orang-orang yang ada di kantin pada liatin kita tajem.
"Udah ah dramanya gue laper pesen makan yuk" Raina menyudahi aksi drama mendrama ini.
"Yaudah lo yang pesen, sekalian bayarin makanan gue ya ya ya, gue lagi gak bawa dompet. Plisss," Aya sok-sokan memelas biar dapet gratisan.
"Gue juga ya, gue juga nggak bawa uang, males balik ke kelas," ucap Sarah ikut-ikutan.
"Kalian mah gitu udah nyuruh aku yang mesen minta dibayarin lagi, nggak tau malu, terus kalo aku bayarin kalian berdua nanti aku pulangnya pakek apaan" jawab Raina memcoba menghindari pemalakan tidak langsung ini.
"Aelah Rai santai aja kan gue bawa mobil, entar gue tebengin," ucap Kara yang membuat harapan Raina pupus seketika.
"Iya deh iya, kalian mau pesan apaan?" Raina mengalah daripada ribut nggak bakalan kelar.
Sebenarnya Raina juga nggak miskin-miskin amat kayak yang dikatakan Dirga. Keluarga Raina cukup mampu, tapi ya emang gitu, Raina nggak di kasih fasilitas kayak yang di kasih buat Raisa. Raisa Kakak Raina itu di fasilitasi mobil plus uang bulanan yang cukup lumayan juga. La Raina cuma di kasih uang bulanan yang pas-pasan. Katanya Raina masih SMA masih labil buat di kasih fasilitas kayak begituan dan kebutuhan Raina masih dikit, jadi cuma dikasih uang pas-pasan. Emang bedanya apa sama Raisa, dia juga masih SMA. Emang ya nasib Raina nggak ada yang bener.
"Gue nasgor sama jus jeruk" pesan Ika bak raja. Iya raja hutan.
"Gue samain aja" kata Sarah.
"Gue bakso sama es teh manis" kata Aya.
"Gue samain aja kayak Aya" kata Kara.
"Samain kayak Aya" kata Laras.
Duh kalo gini Raina udah kayak waiters restoran.
"Rai" panggil Sarah dan Ika.
"Apa lagi?!" Jawabku ketus karena udah kesel banget disuruh-suruh.
"Kita nggak lo bayarin juga?" tanya keduanya dengan menaik turunkan alis.
"OGAH...." kataku yang langsung ngacir aja nrobos antrian.
Raina berjuang ikut ndusel-ndusel menerobos antrian. Badan Raina pontang-panting kedesak sama orang-orang, dan setelah sekian lama akhirnya Raina dapet juga. Raina berjalan tertatih membawa pesanan para sahabatku, tiba-tiba.....
PRAANGG......klontang klontang
Suara mangkuk dan sendok terjatuh.
Raina melihat kebelakang, dan ternya disana.....
* * *
Gimana nih gimana udah pada greget nggak sama ceritanya atau malah jadi nggak nyambung, maaf ya kalo banyak typo bertebaran.Aku ingetin lagi jangan lupa vote and coment ya.....
See you next part
KAMU SEDANG MEMBACA
Tertanda R
Teen FictionNggak maksa buat follow, tapi nggak mau pura-pura kepencet gitu? Hehe. Selayaknya bunga yang butuh waktu untuk mekar tapi belum tentu akan mekar dengan sempurna atau malah gugur sebelum waktunya. Dan aku seperti bunga itu. Kelopakku gugur sebelum...