setiap senja kita
di café yang sama,
kegemaranku adalah
segelas hazelnut,
pesananmu setiap hari
secawan kopi,
ritual kita tetap sama,
membaca dan menulis.
ada satu detik
kau sibuk dengan Joko Pinurbo
sedangkan aku sibuk melihatmu
disebalik buku puisi buat Lia,
seminit berlalu
dakwat sudah kau tuang ke kertas,
lalu kau pergi tanpa menoleh,
kertas itu ku ambil & baca
-"meski aku cinta pada bahasa,
kau tetap dewi yang aku nanti di waktu senja"
setelah usai kubaca,
semakin jatuh aku padamu.
YOU ARE READING
Tuhan Sebut Sia-Sia
Poetryperempuan yang dalam kekeliruan, tentang siapa yang meninggalkan siapa, perempuan yang terperangkap dalam rindu dan egois, yang terkurung antara kata cinta dan benci. perempuan yang terperangkap dalam kekeliruan dunia & cinta. yang terkunci dalam de...