telah kutitipkan percaya tanpa sedikit pun curiga
hingga waktu menusukkan kejam kenyataan kepada mataku yang lelah berlinang
mengakar sebagai sepi, merantai menjelma api
membakar hidup-hidup yang sejatinya telah redup tentang kita
dalam setiap ujian, kejutan
senyum yang kau goreskan, peluk yang kau hadiahkan
tamat segala khianat yang telah kau rencanakan
dan bisa-bisanya kau tetap berlaku biasa setelah segalanya kau buat binasa
pergilah
pergilah menuju ruang yang telah menggantikan kenang
kelak pagi akan menyapamu dengan sesal yang bertamu
tak ada yang bisa kau sajikan kecuali sedih yang tenggelam
dari perih berbalut dendam
selamat sampai kau datang ke patah hati
ombak-ombak menerpa merekah pantai sukma hatimu
rekah-rekah dalam dirimu
segala jijik dan hina cintamu
terhimpun dendam semesta dalam jiwaku
berkumpul hangat syurga, neraka
hinggakan datang pertanyaan
segala apa yang kurasakan
tentang kebahagiaan
air mata bercucuran
melimpah ruah tak tertadah atma
tak tertadah bumi dan lautan
saat berkunjung ke rumah
menengok ke kamar
ke ruang tengah
hangat,
menghirup bau dendam dan kesedihan
doaku bertaburan
terkadang tangis terdengar
alam pun ikut tersedu sedan
akhirnya kita usai juga
kini cerita kita sudah lengkap
dengan paragraf akhirnya
sejak dari itu,
tuhan sebut kita sia-sia
YOU ARE READING
Tuhan Sebut Sia-Sia
Poetryperempuan yang dalam kekeliruan, tentang siapa yang meninggalkan siapa, perempuan yang terperangkap dalam rindu dan egois, yang terkurung antara kata cinta dan benci. perempuan yang terperangkap dalam kekeliruan dunia & cinta. yang terkunci dalam de...