Sepotong Senja Untuk Kekasihku

18 0 0
                                    

teruntuk jejaka-ku yang manis,

paling manis dan akan selalu manis.


dengan puisi ini kukirimkan sepotong senja

dengan angin, buih ombak, matahari terbenam & cahaya keemasan

apakah kamu menerimanya dalam keadaan sempurna?


maaf,

aku tak sempat menelitinya satu per satu

walau mestinya ada batu berwarna-warni,

bias cahaya cemerlang yang terpancar pada buih,

yang bagaikan impian

selalu saja membuat aku mengangankan segala hal yang paling mungkin kulakukan bersamamu

meski aku tahu semua itu akan tetap tinggal sebagai satu kemungkinan

yang entah bila akan menjadi kenyataan


kukirimkan sepotong senja ini untukmu, jejaka-ku

dalam sampul surat yang tertutup rapat

kerana aku ingin memberikan sesuatu yang lebih bermakna

dari sekadar kata-kata

dan kata-kata

kata-kata...


ternyata tidak mengubah apa-apa

aku tidak akan menambahkan kata-kata

yang sudah tak terhitung jumlahnya dalam sejarah aku mencintaimu

untuk apa?

kata-kata tak ada gunanya

dan selalu sia-sia

dan masihkah ada manusia yang masih sudi mendengarnya?

kata-kata sudah lapuk dan tak diperlukan lagi

kata-kata sudah mati


kukirimkan sepotong senja padamu, kekasihku

bukannya kata-kata cinta

kukirimkan sepotong senja yang lembut

dengan langit yang kemerah-merahan yang nyata

dan benar-benar dalam keadaan yang sama seperti ketika aku mengambilnya saat matahari hampir tenggelam kembali ke cakerawala


kekasih-ku yang manis

kekasih-ku yang paling manis

akan kuceritakan padamu bagaimana aku mendapatkan senja itu untukmu;

petang itu, aku duduk sendiri di tepi pantai

memandang dunia yang terdiri dari waktu

memandang bagaimana ruang dan waktu bersekutu

menjelmakan alam itu di mataku

di tepi pantai, di tepi bumi

semesta adalah sapuan warna keemasan

dan laut adalah cairan logam

dan langit tetap saja ungu

dan angin tetap saja lembab dan basah

dan pasir tetap saja hangat tiap kali aku susupkan kakiku kedalamnya

kemudian tiba senja dan cahaya kemerahan

keindahan berputar melawan waktu

dan aku tiba-tiba teringat padamu

"barangkali senja ini bagus untukmu" bisikku

maka aku potong senja itu sebelum terlambat

kulipatkan dengan kemas lantas kumasukkan dalam saku

berharap keindahan itu bisa abadi

dan aku bisa memberikannya padamu nanti


kekasihku yang manis

paling manis dan akan selalu manis

terimalah sepotong senja itu; hanya untukmu

dari seseorang yang ingin membahagiakanmu

awas!

hati-hati dengan lautan dan matahari itu

takut cahayanya membakar langit

dan kalau tumpah airnya bisa membanjiri permukaan bumi


dengan ini,

kukirimkan pula kerinduanku padamu

dengan cium,

peluk dan bisikan yang hangat

dari sebuah tempat yang paling sunyi di dunia.

Tuhan Sebut Sia-SiaWhere stories live. Discover now