2 + 1 = 3

5.3K 362 8
                                    

Tawa meledek menggelegar di satu ruangan. Pelaku yang tertawa seperti tengah kesetanan itu tak lain dan tak bukan Beomgyu, ditambah Mark yang ikut memeriahkan.

Mereka tertawa karena melihat Jeno yang seminggu penuh harus mencuci bajunya sendiri, tanpa mesin cuci. Dan hukuman itu diberlakukan mulai hari ini. Sukses saja Jeno merengut. Jatah waktu mainnya jadi berkurang karena hukuman ini. Mana lagi, pakaian kotor miliknya banyak sekali. Pantas saja Taeyong sering misuh saat mengambil pakaian kotor Jeno dikamarnya.

“Semangat ya Bi Jen ngucek bajunya.” Beomgyu memanasi. Wajahnya benar-benar menyiratkan kepuasan saat melihat salah satu kakaknya berwajah muram.

“Salah sendiri ngajakin main lumpur! Kan Bubu jadi larang lo pake mesin cuci~”

“Bacot bener lo bedua! Bantuin ngucek sini!”

Mark makin tergelak setelah Jeno melempar pakaian yang penuh busa itu tepat mengenai wajah Beomgyu. Tungkainya mendadak menjadi mirip jelly. Tubuhnya bahkan sudah oleng sana-sini. Tangannya juga tak henti menepuk satu sama lain. Tawanya benar-benar menjadi polusi suara.

“Lapor Bubu nih!” rajuk Beomgyu, raut wajahnya muram, tak bersahabat. Dengan langkah berdentum anak itu masuk ke dalam rumah. Mencari keberadaan Bubunya untuk mengadu. “BUBUUU!”

“BEOMGYU JANGAN BERISIK! NTAR KEDENGERAN SAMPE RUMAH TETANGGA!”

“JENO LEMPARIN CUCIAN KOTOR KE MUKA AKU, BU!!”

“LEMPAR BALIK! JANGAN KASIH KENDOR!”

Jeno yang curi-curi dengar dari belakang rumah jadi merasa dianak tirikan. Senyum tabahnya terulas saat mendapati Beomgyu dengan wajah penuh busanya kembali, tangannya menenteng pakaian yang sempat Jeno lempar tadi, lalu Beomgyu tanpa rasa ragu melempar balik pakaian Jeno, mengabaikan tawa setan Mark yang belum juga berhenti.

Mark itu receh sekali.

Rasakno, jancok!”

Yang terjadi selanjutnya Jeno kembali ribut dengan Beomgyu, dan pakaian Jeno hingga malam tiba belum juga selesai dibersihkan. Hingga keesokan harinya, saat Jeno ingin melanjutkan hukumannya, ia dibuat shock sampai ingin menangis.

Warna pakaiannya luntur.

“CEKEK AJA GUE CEKEK!!”

...

Selepas insiden pakaian Jeno yang warnanya meluntur karena Jeno merendam semalaman pakaiannya dengan cairan pemutih itu, kini Sungchan juga Jaehyun —selaku kepala keluarga Jung, berniat mencarikan lagi pakaian baru untuk Jeno.

Jaehyun prihatin juga pada anaknya yang satu itu. Masa ia akan membiarkan Jeno memakai pakaian luntur saat main nanti? Tidak. Jaehyun tak mau Jeno jadi bahan olokan temannya. Harus ia yang mengoloki Jeno, titik.

Bercanda. Jaehyun Ayah yang baik kok.

“Ini aja gimana Chan?” tanya Jaehyun saat mereka tiba disalah satu toko pakaian bermerk. Menunjuk kaus dengan motif partai di bagian tengah depannya. “Jeno kan biasa pake ginian tuh di rumah?”

Sungchan mengangguk setuju. “Ayah emang paling tau selera kita, makasih ya Yah.” Sungchan kemudian merentangkan tangannya pada Jaehyun, berniat memeluk Ayah satu-satunya.

Iya satu-satunya saja, kalau dua, bisa-bisa Taeyong mengabaikan adik besarnya.

Adik besar..

NANO JUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang