Pagi-pagi sekali, Taeyong sudah kembali disibukkan dengan banyak kegiatan. Dimulai dari mengurus suaminya, dilanjut dengan membangunkan ke-4 anaknya, dan sembari menunggu mereka semua bersiap, Taeyong akan disibukkan dengan pekerjaan dapur, membuat sarapan, juga membersihkan area ruang makan agar keluarganya sarapan dengan nyaman.
Kegiatan rutin Taeyong sedari ia dan Jaehyun memutuskan untuk hidup bersama. Dan selama itu, Taeyong tak banyak mengeluh. Semoga saja tetap konsisten seperti itu. Karena memang sudah tugasnya menjadi Ibu rumah tangga.
“JENO JANGAN TIDUR LAGII!!”
“BUBU, IKAT PINGGANG PUNYA BEOMGYU DIMANAA?!”
“SAYANG! AKU BELUM DAPET MORNING KISS!”
“BU, KEMEJA MARK YANG SEMINGGU LALU BARU BELI DISIMPEN DIMANAA?!”
Hanya Sungchan yang terdengar tenang di dalam kamarnya. Tak seperti anggota keluarganya yang lain. Mana semuanya ada jadwal pagi-pagi. Biasanya Mark akan kebagian ribut disiang hari. Tapi entah mengapa anak sulungnya itu juga kini ikutan ribut.
“Pagi Bubu.” Sungchan datang, senyumnya merekah. Ia menyempatkan diri untuk mencium pipi Taeyong sebagai sapaan selamat paginya. Lalu menjatuhkan dirinya disalah satu kursi. Menunggu anggota keluarganya yang lain.
Taeyong tersenyum membalas. “Pagi juga Sayang.”
Disusul dengan kehadiran Jeno yang seragam juga tas sekolahnya belum benar-benar siap. Yang ketiga ada Jaehyun yang dasinya masih tergantung asal. Dilanjut dengan Mark juga Beomgyu yang sudah rapih dengan pakaiannya masing-masing.
“Pagi sayang!” —Jaehyun, lengkap dengan senyum ditambah pipi cacatnya.
“Pagi Bubu sayang~” ini ketiga anaknya yang lain. Lengkap juga dengan senyum khas mereka masing-masing.
“Pagi juga sayang-sayangnya Bubu~” Taeyong terkekeh singkat. Menghampiri Jaehyun untuk membenahi dasi suaminya itu, lalu beralih pada Jeno, dan langsung pergi ke kursinya yang berada di dekat Jaehyun. “Ayo mulai sarapan. Biar kalian ngga telat.”
Sarapan ala keluarga Jung Jaehyun jangan diharapkan akan berjalan damai hening tanpa keributan. Ada saja kelakuan entah anaknya entah ayahnya yang menciptakan sebuah keributan. Tak jarang juga Taeyong menimpal, tapi itu jika kondisi keluarganya benar-benar berada di jadwal yang santai. Jika tengah diburu waktu, Taeyong akan berperan menjadi penengah.
Tak sampai hati membiarkan salah satu anggota keluarganya terlambat karena alasan konyol.
“Ngga mau berangkat bareng Bang Jeno! Anaknya suka ngapel dulu ke rumah Kak Jaemin! Mana beres dari sana suka maksa deptilan lagi!” sungut Beomgyu di sela sarapan. Ia sontak saja protes saat Jeno mengajaknya berangkat bersama.
Mark tergelak di sela kegiatannya menegak air putih. Untung saja tak tersedak.
“Yaudah, berangkat bareng gue aja, A'. ” timpal Sungchan menawarkan diri.
“Tapi kendaraan lo sepeda! Mana ngga ada bantalan di jok belakangnya. Pantat gue sakit!”
“Banyak bener protesnya. Tinggal numpang aja susah!” seru Jeno berapi-api. Berniat sekali mengajak ribut Beomgyu di pagi hari.
“Numpang lah dengan penuh wibawa.” tutur Beomgyu dengan bangga. Dihadiahi toyoran di kepalanya. Ulah Jeno. “Kurang ajar lo jamet!”
Jeno langsung saja menatap Taeyong yang sepertinya sudah tebal telinga menghadapi keluarganya. Niatnya anak laki-laki itu mengadu pada Taeyong. “Bu.. Jeno dikatain jamet sama Beomgyu masa..”
KAMU SEDANG MEMBACA
NANO JUNG
HumorKerandoman keluarga Jung bener-bener udah mirip sama permen nano-nano. Ngga karuan. ❗Warn, it's a bxb zone. Dilarang salah lapak atau kamu saya depak❗