“Kalian belanja apaan aja barusan?!”
“Banyak, Bu..”
Malam hari tiba, saat anak-anak Jung sudah selesai dengan makan malamnya, mereka berkumpul di ruang tengah untuk melakukan sambungan video call lewat gawai milik Jeno. Dan baru saja sambungannya terhubung, Taeyong sudah menyerobot mereka dengan pertanyaan dengan intonasi suara yang agak tinggi. Membuat Beomgyu yang posisinya yang berada paling dekat dengan posisi gawai jadi tersentak kecil.
“Kenapa ngga digenapin 100 perak lagi! Itu bener-bener ganggu!”
“Tapi kembalian 100 peraknya udah Beomgyu masukin ke dalem celengan Bu!” balas Beomgyu dengan nada panik. Bahkan saking paniknya ia sampai tak peduli jika Jeno sudah menguncir rambutnya dengan kuciran pohon kelapa.
Helaan nafas Taeyong mengudara. Kini senyuman manis terukir diwajah pria cantik itu. “Anak-anak Bubu udah pada makan belum?”
Mark, Jeno dan Sungchan akan berterimakasih pada Beomgyu nanti.
Merespon pertanyaan Taeyong, Mark mengangguk kukuh. “Kita baru aja selesai, Bu. Bubu sendiri gimana? Udah makan? Ayah? Nenek?”
“Udah!” layar disebrang sana terlihat tak karuan. Mungkin Taeyong tengah berjalan entah kemana. “Nih, Ayah kalian lagi sibuk jadi tukang pijit.”
Sungchan terbahak saat mendapati wajah sumringah Jaehyun yang tengah memijat punggung Baekhyun. Pria Jung itu terlihat sangat terlatih saat memijat. Diselingi obrolan ringan juga candaan membuat Jaehyun seperti menikmati kegiatannya.
“Ayah berbakat banget itu mah, Bu!”
Taeyong ikut tertawa. Kepalanya mengangguk disela tawanya. “Bener! Kalian percaya ngga? Itu bapak-bapak betah banget mijitin Nenek! Alamat kita bakalan nunda hari pulang! HAHAHAHAHAHAHAHAHAHA!”
Tawa Taeyong puas sekali. Seakan jika ia tak tertawa keras detik itu juga, ia akan mati. Keempat anak Jung Jaehyun sukses dibuat tertawa masam karenanya.
“Ngapain pada cemberut gitu heh?”
Itu Jaehyun yang curi pandang ke arah layar gawai milik Taeyong. Ia reflek saja berpindah atensi saat Taeyong tertawa dengan lepas. Kan, ia jadi terkejut. Terkejut yang estetik.
“Kangen..” jawab Sungchan, mewakilkan isi hati ketiga Kakaknya. “Bubu sama Ayah cepet pulang dong?”
“Baru aja Ayah sama Bubu disini 2 hari udah so-so-an kangen.”
“Tapi kan emang kita kangen Bu.. 2 hari tanpa Bubu, hidup Bang Jeno jadi mengenaskan.” timpal Beomgyu dengan mengatasnamakan Jeno, padahal yang terjadi sebenarnya, Beomgyu sedang menceritakan dirinya sendiri.
Tak mau denial, Jeno mengangguk saja sembari mengacak-acaki surai Beomgyu dengan gestur sadboy —lemah, letih, lesu, loyo, lonely. “Cepet pulang ya Bu.. Ajarin Jeno masak juga.. Jeno kapok banget nyemilin ikan gosong..”
“Ini apa ngga ada yang kangen sama Ayah? Bubu doang daritadi yang disebut!”
Mark tertawa saat ketiga adiknya malah dengan tengil menggeleng secara serempak. Memberi gestur nonverbal namun pasti untuk pertanyaan yang dilayangkan oleh Jaehyun.
“Udah Jae, kamu netep disini aja. Lumayan kan Ibu jadi ada tukang urut gratis. Lagian anak-anakmu juga ngga ada yang kangen tuh samamu.”
“Ibu jangan gitu dong sama aku..”
“Serius, Ta. Lo nemu jelmaan suami begini darimana buset?! Perasaan dari jaman lo masih pacaran sama ini demit ganteng, kerjaannya melas mulu!”
KAMU SEDANG MEMBACA
NANO JUNG
HumorKerandoman keluarga Jung bener-bener udah mirip sama permen nano-nano. Ngga karuan. ❗Warn, it's a bxb zone. Dilarang salah lapak atau kamu saya depak❗