6 + 1 = 7

2.1K 177 3
                                    

Hari Minggu merupakan momen dimana keluarga Jung bisa menghabiskan ghibah time mereka di ruang tengah. Taeyong juga Sungchan sudah menyiapkan beberapa kudapan ringan juga berat agar ghibah time mereka terasa lebih nyaman karena ada sumpalan mulut.

“Itu tetangga sebelah, sempaknya kenapa bisa terbang sampe balkon rumah kita deh?” tanya Jeno, mengawali sesi perghibahan.

Tadi pagi saat Jeno sedang melakukan peregangan di atas balkonnya —sekalian modus pada tetangga depan— Jeno mendapati sempak bercorak ironman bergelantungan di pagar balkon. Mana aromanya memabukkan sekali. Jeno jadi tak minat melakukan peregangan lagi. Udara paginya jadi tercemar gara-gara sempak beraroma terapi.

“Mana baunya beuh bikin ngucap!” sambung Jeno. Tangan panjangnya itu mengulur kearah pahanya Beomgyu, berniat mengusili satu adiknya, tapi naas, Taeyong terlebih dahulu menampar tangannya tanpa perasaan.

“Rasain!” puas Beomgyu.

Jaehyun terlihat tengah mengira-ngira sempak siapa yang mangkir di balkon rumahnya. Memang jarak rumah satu dengan rumah lain itu tak terlalu jauh, tapi —kenapa sempak itu bisa sampai di atas balkon?!

Kenapa tak tergantung di tiang listrik saja, hitung-hitung penangkal sial agar listrik di kompleknya bekerja dengan baik tanpa hambatan.

“Kayaknya sempak Lucas deh. Soalnya waktu itu Mark keinget pernah numpang mandi di rumah tetangga terus nemu Lucas yang penampilannya mirip tuyul, bedanya sempak Lucas bercorak, tuyul polos.” timpal Mark dengan wajah penuh keyakinan. Anak sulung keluarga Jung itu memang bisa menjadi oknum paling serius jika ghibah time tengah digelar. “Coba sempaknya jelasin secara spesipik, Jen.” pinta Mark, menoleh pada adik pertamanya yang asik mendusel pada Taeyong.

“Bentuknya segitiga ga sempurna. Terus ada 3 lubang. Eh, ngga deh. Ada satu lubang tambahan di bagian depannya. Bagian sensor itu. Warnanya kuning cerah. Ada gambar ironman di bagian pantatnya. Baunya ngga terdefinisikan.” jelas Jeno, ikut serius seperti Kakak sulungnya.

Beomgyu mengangguk-angguk, seperti tengah memikirkan sesuatu. “Fiks Bang Lucas harus buat vidio klarifikasi soal ini!”

Perghibahan terus berlanjut sampai aib satu komplek, Keluarga Jung khatam-kan. Entah itu gosip baik, entah juga gosip buruk. Taeyong sih niat awalnya mengadakan ghibah time hanya untuk memberi keluarganya waktu untuk sekadar berkumpul bersama. Siapa tahu niatnya itu berujung baik, tapi jangan percaya penuh pada ekspetasi. Buktinya keluarga Jung itu malah semakin lancar saja pada kegiatan kurang baik.

“Gih tagih vidio klarifikasinya ke Bang Lucas, A'.” timpal Sungchan, terkhusus pada Beomgyu juga Jeno yang betulan duduk dilantai, sedang Jaehyun, Taeyong, Mark juga dirinya memilih untuk diatas sofa. “Ntar juga diulang lagi itu kejadian sempak terbang. Udah biasa.” sambungnya.

Jaehyun menepuk tangan sekali akan tuturan kalimat Sungchan. Ia setuju akan opini anaknya. “Biasa begitu tuh! Buat onar, dapet masalah, viral satu komplek, klarifikasi, terus diulang lagi!” seru Jaehyun berapi-api.

“Pantes aja pas Bubu anter cupcake 2 pekan lalu, rumahnya ada bau-bau samting.”

“Itu mah gosong dari rumah sendiri, Bu..” ujar Beomgyu, hampir menyicit saat meralat ucapan Taeyong. “Beomgyu ga sengaja muter timer oven nya, jadi cupcake Bubu gosong.. Terus langsung Beomgyu buang biar ngga ketauan..”

Taeyong hanya bisa mengelus dadanya dengan legowo. Berdosa-dosa ia sempat suudzon pada tetangga sebelah. Tapi nyatanya anaknya sendiri yang berbuat onar.

“Ditinggal sebentar doang udah adaaa aja tingkahnya.” tabah Taeyong. Lalu langsung dirangkul oleh Jaehyun. Kepala keluarga Jung itu sibuk mengelus surai milik Taeyong, lalu menjatuhkan kepala Taeyong agar bersandar di pundaknya. “Ini kamu kenapa sih Jae? Leher aku linu!”

NANO JUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang