35. The End

2.5K 159 22
                                    

Suasana hati jisoo saat ini sangatlah kacau, disatu sisi dia tidak ingin taehyung menghampiri nya karena takut jika taehyung akan terluka, tapi disisi lain ia pun tidak memiliki pilihan untuk keluar dari situasi tersebut. Dan lagi pula ada sesosok lagi yang harus ia pikirkan, yaitu bayi didalam kandungan nya.

Ditengah keadaan nya yang tidak baik itu, jisoo mencoba melepaskan sendiri ikatan pada tangan nya, namun seperti nya mustahil karena tenaga nya tidak lah cukup kuat.

"tolong lepaskan ikatan tangan ku.. aku mohon, aku berjanji tidak akan macam-macam.. perut ku terasa sakit, aku ingin mengelusnya, aku mohon.." jisoo akhir nya memohon agar ikatan pada tangan nya dilepaskan, karena posisi tubuhnya saat ini membuat perut nya terasa sakit.

"tubuh ku jauh lebih sakit saat suami mu itu menusukkan pisau pada punggung ku! kau masih beruntung hanya tangan dan kaki mu itu yang aku ikat!" bentak ibu tiri taehyung.

"ta-tapi.. aku sedang mengandung dan aku tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk pada nya.. aku mohon nyonya.. aku hanya ingin mengusapnya" jisoo tetap memohon walaupun wanita tua itu terlihat tidak memiliki simpati kepadanya.

Namun benar saja wanita itu tetap tidak menggubris ucapan jisoo, maka jisoo pun mulai menangis, ia sangat mengkhawatirkan bayi nya, nyeri kini mulai menyerang beberapa bagian tubuh nya, hawa dingin yang menerpa turut menambah rasa nyeri tersebut.

Pria yang berpakaian serba hitam itu kini mendekati tubuh jisoo, hal itu cukup membuat jisoo berhenti menangis untuk sejenak, jisoo takut kalau pria itu akan melukai nya karena ia mengeluarkan suara tangisan.

Namun diluar dugaan jisoo pria itu hanya melepas tali yang mengikat tangan jisoo lalu menjauh dan membuang tali pengikat itu kesembarang tempat. Setelah tangan nya terbebas dari ikatan jisoo perlahan segera mencoba untuk membangkitkan tubuhnya kedalam posisi duduk.

"kenapa kau melepas ikatan nya?!" bentak ibu tiri taehyung pada sosok pria tersebut.

"aku setuju dengan cara mu menyandra nya, tapi aku tidak setuju kalau menyakiti nya, biarkan dia dalam posisi itu" sahut sang pria.

Ibu tiri taehyung merasa tidak setuju dengan tindakkan pria itu, terlihat jelas dari raut wajah nya yang kini semakin serius dan marah, namun ia memilih mengalah dan membiarkan jisoo dalam posisi duduk tanpa tali yang mengikat tangan nya, lagi pula tidak ada yang dapat jisoo lakukan karena kaki nya pun masih terikat.

"terima ka-kasih banyak.. tuan" jisoo kembali terisak ketika tangan nya mulai menyentuh perut nya yang kini sudah membesar, ia mencoba menguatkan bayi didalam perut nya bahwa jisoo tidak akan membiarkan sesuatu yang buruk menimpa diri nya.

"tidak apa sayang.." jisoo berbisik pada perut nya sendiri.

Waktu berlalu terasa sangat lambat, setiap detik jisoo hanya berharap dapat melihat wajah taehyung secepatnya. Jisoo masih dalam posisi duduk, tapi kini ia sudah tidak merasa setakut sebelumnya walaupun tetap saja ia masih merasa tegang, jisoo pun mulai memikirkan cara untuk keluar dari sana, namun ibu tiri taehyung dan juga pria serba hitam itu masih setia memantau nya, hal itu membuat jisoo tidak dapat leluasa bertindak.

Samar-samar dapat jisoo lihat seseorang mulai mendekati mereka, sosok itu dengan wajah yang tak lagi asing, tubuh tinggi dengan tatapan mata yang tajam sangat jisoo kenal, orang itu tidak lain adalah taehyung.

"tae.." ucap jisoo dengan suara lemah, ada perasaan lega yang kini memenuhi hati jisoo.

Ibu tiri dan pria itu segera menatap kearah taehyung berada, taehyung yang merasa sangat amat marah melihat jisoo wanita yang ia cintai itu dalam kondisi yang cukup memprihatinkan pun bersuara.

Last Chance  -End-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang