Jisoo jatuh terduduk dan menangis dilantai apartemen, hati nya terlalu sakit untuk meyakinkan diri nya bahwa ia masih baik-baik saja, tadi nya jisoo berpikir bahwa ia sanggup bertahan di sisi mino, karena pria itu sudah memberikan banyak hal kepada jisoo, walaupun dihati nya selalu ada taehyung tapi jisoo bersusah payah meyakinkan diri nya bahwa ia hanya untuk mino, jisoo mati-matian menahan perasaan nya kepada taehyung membiarkan pria itu ikut terluka, jisoo selalu memilih untuk mengalah terhadap mino.
Mino tidak pernah menginginkan pernikahan yang menjadi salah satu impian jisoo, tapi jisoo memilih untuk mengerti. Pekerjaan mino sebagai penyanyi membuat jisoo sering merasa kesepian dan harus selalu menahan rasa cemburu nya, walupun itu sangat menguras emosi dan tenanga jisoo, tapi ia mencoba bertahan. Status mereka yang sangat berbeda juga sering menjadi beban pikiran untuk jisoo.
Tapi apa yang ia dapat dari semua usaha nya itu? jisoo selalu di sia-siakan, pria itu tidak pernah berubah, tidak ada keseriusan didalam hubungan mereka.
Disini selalu hanya jisoo yang berjuang, mino tidak pernah sepenuh nya paham dengan perasaan jisoo, bahkan tak jarang saat mereka bertengkar mino memilih menghindar dan tidak menyelesaikan masalah. Membiarkan segala nya menumpuk hingga menciptakan batas antara mereka berdua.
Hingga di titik ini jisoo pun akhirnya menyerah, ia berhenti untuk melukai perasaan nya sendiri. Jisoo tidak ingin semua itu berlarut semakin dalam dan menciptakan lubang semakin besar. Ia takut semua hal ini akan menjadi lebih buruk dan sakit jika tetap bertahan disisi mino.
Jisoo kemudian bangkit melangkah menuju kamar, merapihkan seluruh baju dan barang milik nya dengan tubuh yang lemas dan tangis yang belum kunjung berhenti. Ia semakin terisak kala melihat baju mino tergantung rapih didalam lemari. Pria itu memberi jisoo bahagia dan sakit dengan porsi yang sama.
Tekat nya sudah bulat, ia memilih menyudahi hubungan nya dengan mino, malam itu juga jisoo meninggalkan apartemen dengan hati yang terasa sangat kacau. Ia menyeret satu koper besar dan memakai tas punggung berjalan tak tau arah dan tujuan, yang terpenting bagi nya hanya segera keluar dari apartemen yang sesak dan sunyi itu.
Jisoo duduk di sebuah anak tangga pada lorong gang sempit, ia masih meteskan air mata menyalahkan Tuhan untuk segala kesedihan dan kesakitan nya. Rasa sedih nya malam itu bergabung menjadi satu menciptakan awan mendung yang menyelimuti hati nya.
Untuk yang kesekian kali nya jisoo lagi-lagi menyalahkan diri nya untuk segala yang ia rasakan saat ini. Segala mungkin dan kalau berlintas dipikiran nya. Kalau saja hati nya tidak terbagi untuk dua orang, kalau saja ia lebih kuat, kalau saja dari awal ia memilih orang yang tepat, mungkin semua tidak akan serumit ini. Mungkin memang jisoo tidak pantas untuk bahagia..
Setelah merasa lebih tenang jisoo kembali menelusuri jalan, gerimis pun mulai turun membuat suasana malam itu terasa dingin. Jisoo pun memutuskan untuk menginap dikos jennie karena hanya itulah tempat yang bisa ia tuju saat ini.
Sesampai nya di kamar kos jennie, jisoo menceritakan banyak hal yang ia sembunyikan dari jennie mengenai semua masalah di dalam hubungan nya dengan mino, ia meluapkan perasaan nya yang selama ini ia simpan sendiri, saat ini jisoo hanya mempunyai jennie untuk bersandar.
Jennie sebisa mungkin membantu jisoo meluapkan kesedihannya, ia siap mendengarkan segala keluh kesah onnie nya itu. Jennie tau bahwa selama ini banyak hal yang jisoo pendam sendirian, walaupun jisoo selalu menunjukkan bahwa ia kuat, tapi jennie cukup paham dengan perasaan jisoo yang sesungguh nya.
Ia peluk erat tubuh jisoo yang lemas dan bergetar itu, mencoba menyalurkan kekuatan dan rasa nyaman, meyakinkan jisoo kalau semua ini pasti akan berlalu dengan cepat, bahwa bahagia akan menanti jisoo dikemudian hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Chance -End-
Fanfiction🚫🔞🔞🔞🚫 Berawal dari kepergiannya ke sebuah desa terpencil lalu Jisoo dipertemukkan dengan Mino yang sangat menikmati hidup nya dengan bebas keras kepala dan cuek namun baik dan Taehyung orang yang kaku tidak paham perbedaan cinta dan rasa ingin...