03. Taman

2.6K 251 1
                                    

Jisoo kembali duduk diruang tamu, lalu menyerahkan bayi itu pada ibunya. Ia melihat yang lainnya sedang tertidur kecuali mino yang entah berada dimana dia sekarang. Jisoo menghela nafas nya berat, mencoba tidak mikirkan kejadian yang baru saja ia alami karena jujur saja hal itu sangat membuat pikirannya tidak karuan.

Jisoo melangkah keluar rumah itu, ia mendapati mino sedang berdiri menatap kosong kearah pepohonan yang gelap dan basah diguyur hujan yang sangat deras. Wajah mino terlihat tampan dengan tulang rahang yang tegas dan tato bergambar cuaca pada lehernya.

"apa kau sudah mengganti setelan cuaca nya tadi" Ucap jisoo tersenyum sambil menunjuk tato milik mino menggunakkan kedua alisnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"apa kau sudah mengganti setelan cuaca nya tadi" Ucap jisoo tersenyum sambil menunjuk tato milik mino menggunakkan kedua alisnya.

Mino pun melihat kearah tato nya seraya tersenyum "ini sedang rusak, aku sudah mencoba menggantinya tapi tidak berhasil, malah hujannya semakin deras, lalu petir tiba-tiba menyambar membuat aku sangat kaget, apa aku sedang dimarahi Tuhan karena mencoba mengendalikan cuaca"

Mendengar perkataan mino itu membuat suara tawa jisoo terlepas hingga mino pun terkaget ia pikir itu adalah sambaran petir, dengan wajah ayu seperti itupun jisoo bisa tertawa kencang hingga membuat mino ikutan tertawa geli karena suaranya sangat lucu.

Seketika datang supir dan suami penumpang wanita yang tadi sedang mengganti bannya dengan basah kuyup, lalu mino bertanya "ah.. apakah sudah selesai diperbaiki pak?"

"kami tidak bisa melakukannya, sangat sulit karena angin dan hujannya sangat besar" jawab sang supir. Mino pun langsung mengerti dan mempersilahkan mereka untuk segera berteduh dan menghangatkan diri, mereka pun menunggu hujan berhenti sambil beristirahat.

Pukul 06.24 jisoo terbangun melihat yang lainnya masih terlelap diruang tamu itu, lalu ia melihat keluar jendela memastikan hujan sudah berhenti sambil meregangkan tangan dan punggung nya yang terasa nyeri itu karena ia tertidur dengan posisi duduk.

Jisoo melangkah dan meminta izin pada pelayan untuk memakai toilet, setelah jisoo keluar dari dalam toilet ia tidak sengaja melihat pintu halaman belakang terbuka, terlihat sangat indah, banyak bunga berwarna warni menghiasi pot-pot cantik, jisoo sangat suka bunga, dengan tidak sadarnya ia mendekati pintu itu lalu melangkah keluar dan menyentuh pelan kelopak bunga berwarna kuning dengan ujung jarinya yang mungil.

"kau suka bunga ini?"

Suara bariton yang khas itu kembali jisoo dengar, membuat senyuman dibibir jisoo seketika menghilang.

Last Chance  -End-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang