Pagi ini jisoo terbangun dengan kepala yang masih terasa pening walaupun tidak separah sebelum nya, ia melihat sekeliling kamar nya dan tidak mendapati sosok mino disana, jisoo memijat pelan kepala nya sendiri, mencoba menghilangkan sisa pening yang masih terasa itu.
Ia menurunkan kaki nya menyentuh lantai kemudian berdiri dengan pelan dan berjalan menuju ruang tengah apartemen itu, jisoo tidak menemukan sosok pria itu juga disana. Mungkin mino sudah ke studio, batin jisoo.
Ia pun berjalan menuju dapur dan mengambil segelas air kemudian duduk bersandar pada sofa sembari meminum air putih yang ia bawa.
Perasaan jisoo seketika menjadi gelisah kala ingat kejadian semalam, bahwa ia mabuk dan pada akhir nya mino lah yang membawa nya pulang, jisoo pun yakin mino pasti marah pada nya.
Jisoo berjalan kekamar mencari ponsel nya yang ternyata masih didalam tas kemudian kembali duduk di sofa, ia segera menghubungi mino.
Panggilan itu terputus setelah beberapa saat terdengar suara sambung, pria itu tidak mengangkat panggilan jisoo, ia pun kembali menelepon mino.
Tapi tetap saja tidak ada jawaban dari mino, jisoo memandangi ponsel nya dengan pikiran kosong, seketika ia menyesal telah melakukan hal bodoh dengan pergi mabuk yang pada akhir nya itu adalah sebuah masalah baru yang menambah panjang antrian pada list masalah nya.
Jisoo menghela nafas panjang lalu memejamkan mata dan menyandarkan kepala nya pada senderan sofa, mata nya sudah memanas namun sebisa mungkin ia menahan nya keluar, menangis tidak menyelesaikan masalah, ia harus lebih tegar dan tenang.
Jisoo memilih mengahbiskan waktu nya menyibukkan diri dengan merapihkan dan membersihkan apartemen itu, sehabis itu jisoo kemudian memasak dan menunggu mino pulang.
Saat ini jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam, tapi sosok mino belum juga nampak, perut jisoo sudah sangat lapar karena ia menghabiskan tenaga nya untuk bekerja ekstra hari ini, tapi ia memilih menunggu mino sebentar lagi.
Jisoo terkejut mendapati diri nya sudah ketiduran disofa, ia dengan cepat melihat jam pada dinding apartemen itu yang menunjukkan pukul setengah sebelas malam, namun mino belum juga pulang.
Ia meraih ponsel nya dan kembali menghubungi mino namun hasil nya nihil, pria itu tidak kunjung menangkat panggilan dari jisoo, ia kemudian melangkah dengan gontai ke arah meja makan, menatap masakkan yang saat ini sudah dingin.
Jisoo duduk pada kursi meja makan kemudian mulai memakan masakkan yang ia buat itu, ia melahap makanan nya dengan perlahan, bulir hangat sudah menetes dari mata nya membasahi pipi jisoo, semakin ia mempercepat sendokkan makan nya semakin deras air mata yang mengalir, hingga saat mulut nya penuh dan tidak bisa lagi makanan untuk masuk, jisoo menangis sekencang-kencang nya agar suara tidak keluar dari mulut nya.
Seluruh tubuh jisoo lemas dan hati jisoo terasa sangat sakit, ia tidak tahan lagi untuk tidak menangis karena ia tidak mampu mengutarakan perasaan nya dengan kata-kata, hanya air mata yang mampu berbahasa saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Chance -End-
Fanfiction🚫🔞🔞🔞🚫 Berawal dari kepergiannya ke sebuah desa terpencil lalu Jisoo dipertemukkan dengan Mino yang sangat menikmati hidup nya dengan bebas keras kepala dan cuek namun baik dan Taehyung orang yang kaku tidak paham perbedaan cinta dan rasa ingin...