Beberapa hari berlalu hingga ini adalah hari terakhir jisoo berada di desa itu sebelum akhir nya nanti malam ia akan kembali ke seoul, mino pun memutuskan untuk kembali ke seoul bersama jisoo.
Saat ini jisoo sedang merapihkan barang-barang nya, lalu terdengar suara ketukkan pintu.
"nona jisoo apa saya boleh masuk?"
"iya paman"
Paman jang segera masuk dan memberikan jisoo satu kotak berisi sepasang cincin.
"ini untuk mu nona jisoo, saya sangat berterima kasih pada nona karena sudah bersedia datang kesini dan membantu mengajar disini, bahkan banyak membantu saya di kebun walaupun itu bukan pekerjaan anda, ini adalah cincin saya dan istri saya, dulu.. kami selalu memimpikan seorang anak namun Tuhan berkehendak lain, istri saya tidak akan pernah bisa mengandung karena ia sakit hingga membuat nya tidak bisa berjalan dan akhir nya meninggal, hanya ini hal yang paling beharga yang saya miliki , saya ingin nona menerima nya"
Jisoo melihat itu hanya bisa berkaca-kaca, ia tidak menyangka bahwa paman jang akan memberikan hal seberharga itu pada nya.
"tapi paman, jika itu sangat berharga kenapa anda memberikannya pada saya? anda harus menyimpannya, saya yang harus berterima kasih pada paman karena mengajarkan saya banyak hal, tentang kehidupan, tentang mengajar, saya merasa sangat beruntung bertemu dengan paman, saya tidak meminta imbalan untuk semua yang saya sudah lakukan paman, semua ini adalah pelajaran yang berharga untuk saya"
Paman jang pun tersenyum lalu duduk dengan santai disebelah jisoo dengan sebelah tangan nya menepuk sebelah bahu jisoo pelan.
"jika istri saya masih ada dia pasti akan sangat menyukai anda nona, cincin ini terlalu indah untuk tidak di pakai dan akan begitu sia-sia jika hanya berakhir menjadi benda usang dilemari saya, kelak anda nanti akan berkeluarga dan memiliki anak, pakai lah cincin ini dengan pria yang akan menemani hari-hari anda nanti, berbahagialah dan menua lah bersama, itu adalah hal yang tidak akan pernah bisa saya rasakan, tapi saya ingin cincin ini merasakan nya, bawa lah bersama anda biarkan cincin ini merasakan hangat nya sebuah keluarga kecil"
Air mata jisoo sudah mengalir dengan deras, ia tidak mampu membalas ucapan paman jang, ia menerima cincin itu dengan senang hati. Terharu adalah kata yang sangat cocok menggambarkan perasaan nya saat ini, ia tidak mengira bahwa tujuannya ke desa ini bisa menjadi hal yang sangat baik untuk nya, ia menerima hal-hal di luar dugaan, bertemu banyak orang baik, mendapatkan banyak kebaikan, entah ini rencana Tuhan untuk membayar segala kesedihan jisoo selama ini atau apa tapi jisoo sangat bersyukur.
Siang ini jisoo memutuskan untuk pergi kerumah taehyung, ia ingin berpamitan dan memberikan taehyung manisan, menurut jisoo setiap pertemuan baik maka harus ada perpisahan yang baik juga. Taehyung sudah menyambut jisoo didepan pintu rumah nya dan mempersilahkan jisoo masuk, lalu mereka duduk dihalaman belakang rumah taehyung.
"aku membuat manisan ini tadi, aku harap kamu suka"
"terima kasih jisoo, sesuatu yang manis aku pasti menyukai nya" jawab taehyung dengan tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Chance -End-
Fanfiction🚫🔞🔞🔞🚫 Berawal dari kepergiannya ke sebuah desa terpencil lalu Jisoo dipertemukkan dengan Mino yang sangat menikmati hidup nya dengan bebas keras kepala dan cuek namun baik dan Taehyung orang yang kaku tidak paham perbedaan cinta dan rasa ingin...