Happy Reading
"Apa bang? Apa lagii?" Teriak seorang perempuan. Nafasnya yang menggebu - gebu dan menghampiri sang abang.
Tatapannya menajam melihat apa yang terjadi di dalam kamar sang abang.
"Cu-cukup bang sa-sakit" ucap lelaki yang terduduk lemah di lantai
"Abaaang, berapa kali gw bilang jangan pernah nyiksa dia bang. Dia adik kita bang, seharusnya kita jaga dia, sayangi dia bang!!" Sentak perempuan itu
"Adik apa yang sukanya nyusahin hah?" Tanya lelaki yang di panggil abang tadi
"Rein, inget Rein mama meninggal gara - gara dia. Kenapa kamu bela dia" ucap lelaki itu tadi.
"Bang Fenly, jangan salahin Zwei atas meninggalnya mama bang" ucap Rein tadi sembari berjalan mendekati ke arah sang adik yang terduduk di lantai tadi.
"Zwei ikut kakak yuk" Rein membawa sang adik ke kamarnya
Fenly hanya menatap nanar punggung kedua adiknya itu.
Lagi dan lagi ingatan Fenly terbang ke masalalu. Masa dimana dirinya mulai membenci sang adik bungsu.
"Asal lu gak dipaksa lahir di hari itu, semua gak bakal kayak gini Zwei" ucap lirih Fenly
Fenly lari masuk ke dalam kamarnya dan mengunci pintu. Ia berjalan ke arah balkon.
"Ma, Fen kangen mama. Ma Fen sekarang bingung ma, papa gak tau kemana ma, terus Fen harus apa. Coba aja mama masih ada di sini, Fen gak bakal sendiri ma" Fenly hanya berdialog sendiri.
***
Tinggal hanya bertiga tanpa orang tua itu sangatlah sulit dan cukup menyakitkan.
Itulah yang dirasakan oleh Fenly Christovel dengan kedua adiknya Reinna Caliana dan Zweitson Thegar.
Mamanya sudah tiada saat melahirkan Zweitson dan sang papa memilih pergi sejak Zweitson berumur 3 tahun.
Tapi, papanya tak pernah absen untuk memberikan uang jajan buat mereka bertiga. Tapi tetap saja, uang itu selalu kurang.
Cukup sering Fenly mengeluh "Dapet dari mana lagi uang buat bayar sekolah".
***
Hai hai hai
Aku kembali dengan cerita baru.
Cerita sebelumnya aku berhentiin dulu ya, kalau sudah bener, aku bakal publish lagi.Selamat menikmati cerita baru aku, semoga suka.
Jangan lupa tinggalkan jejak ya.
Vote dan komennya jangan lupaTerima kasih
Salam dari yang nulis
(22 Juli 2021)
KAMU SEDANG MEMBACA
'DIA' ADIK KITA
Teen Fiction"DIA ADIK KITA!!" "ADIK LU DOANG KALI!" Benci? Tidak, itu bukan benci. Itu rasa sayangnya yang salah cara pengungkapan. "Asal lu gak dipaksa lahir di hari itu, semua gak bakal kayak gini Zwei" ucap lirih Fenly Sudah terlihat, dia menyayanginya namun...