Happy reading
Flashback on
Fenly berdiri di dapan ruma besar, ia menunggu gerbang itu terbuka.
Kalau dihitung sudah hampir 3 jam ia berdiri disitu.
Awalnya satpam komplek sudah menyuruhnya pulang. Bukan Fenly namanya kalau tak keras kepala.
"Paa, Fen tau papa ada di dalam. Fen mohon keluar sebentar" entah ini teriakan yang keberapa kalinya.
15 menit tidak ada sahutan sama sekali, tiba - tiba gerbang besar itu terbuka.
"Akhirnya dibuka juga" gumamnya.
"KAMU APA - APAAN SIH, MALU - MALUIN AJA!" Sentakan dari pria paruh baya yang baru saja keluar dari rumah itu.
Fenly yang awalnya tersenyum kini terkejut dan memasang muka memerah.
Ia pikir dengan keluarnya pria itu, ia bisa berbicara dengannya.
"Pa..." lirihnya.
"Ngapain kamu ke sini ha? Udah berapa kali jangan pernah cari saya!"
"Mas ada apa?" Teriakan terdengar dari dalam rumah.
"Pa, papa ga lupa kan kalau Fen ini anak papa? Anak yang dulu papa banggakan".
"DULU YA DULU!"
"HEI NGAPAIN KAMU KESINI?" Teriak seorang perempuan paruh baya.
"Pergi kamu dari kehidupan suami saya!!"
"HAHAHA, suami anda masih punya tanggung jawab 3 anak. Jangan pernah lupa itu!" Balas Fenly.
"Kamu apa - apaan sih, udah sana pergi. Jauh - jauh dari saya!!" Ucap sang Papa dengan mendorong keras tubuh Fenly.
Tubuhnya tak seimbang, terpentallah Fenly ke belakang.
TIINNN!!
Terjatuhnya tubuh Fenly bersamaan dengan lajunya motor dari arah kanan.
Hampir saja ia tertabrak.
Dengan cepat Fenly berdiri dan berteriak.
"SAYA TIDAK AKAN DATANG DAN MENCARI ANDA LAGI. DAN JANGAN PERNAH BERHARAP UNTUK KEMBALI!!""TIDAK AKAN, HIDUPLAH SADA BERSMA ANAK PEMBAWA SIAL ITU!" Balas sang Papa.
Dengan segera Fenly berlari menuju motornya dan menjalankan menjauhi rumah besar itu.
Flashback off
•••
Hujan masih sangat deras, langit yang makin menghitam.
"Ini gimana gw pulangnya" gumam seorang pria.
"Ga mungkin lah gw trobos nih hujan"
Lalu pria itu kembali duduk di halte yang ia tempati tadi.
"Gajian pertama hihihi"
Tangannya sibuk menghitung uang.
"Bisa ditabung, mayan banget buat nyicil beli rumah yang bagusan hehehe. Semangat Fik, pasti bisa" gumamnya.
Fiki yang baru saja pulang kerja dan ingin mampir ke makan orang tuanya malah terjebak hujan.
Terurungkan niat itu.
Niat ia bekerja bukan hanya untuk makan ataupun membiayai kesehariannya. Tapi ia mempunyai niat untuk membeli rumah sederhana namun layak untuk ia tempati.
Tin tin tin!
Bunyi klakson dari mobil hitam yang berhenti tepat di depan Fiki.
Fiki terkejut, lalu menyipitkan mata untuk melihat ada siapa di dalam mobil itu.
Kaca mobil tersebut terbuka lalu terlihat gadis cantik.
"Syifa" gumam Fiki.
"FIKI YA?" Teriak gadis yang bernama Syifa tadi.
Fiki hanya mengangguk.
"KEJEBAK HUJAN YA FIK? MAU BARENG GA?" Teriak Syifa.
"GA USAH DEH SYIF, MAKASIH" balas Fiki.
"INI MAKIN MALEM LOH, LO BISA GA PULANG KALAU NUNGGU HUJAN REDA"
Sedikit perdebatan terjadi, akhirnya mau tak mau Fiki menebeng mobil Syifa.
.
."Makasih Syif tumpangannya"
"Iya santai aja, gw duluan ya"
Fiki hanya mengangguk.
•••
Suasana ruang tamu kini sangat dingin, hujan baru saja reda.
"Ini minum dulu" ucap Reinna sembari menyajikan coklat hangat.
Lalu Reinna menghampiri kedua lelaki itu, lalu memagang kening mereka.
"Zwei ga akan demam kak" ucap Zweitson gemas.
"Abang juga" sahut Fenly.
"Hehehe sapa tau kan"
Reinna memilih duduk di kursi seberang, lalu menyeruput coklat hangat tadi.
"Cepet banget dinginnya" gumamnya.
"Ya seharusnya kakak pakai air yang baru mateng itu, awet udah" sahut Zweitson.
"Hahaha iya juga"
Ntah apa yang merasuki ketiganya, kini mereka sedang asik bercanda gurau.
Zweitson merasakan kesenangan yang luar biasa. Dia jarang mengobrol dengan abangnya, tapi kini tak ada rasa canggung sama sekali.
"Semoga seterusnya ya bang hihihi"
***
"Halo aku Zweitson"
***
Hai hai hai
Maaf banget guys udah lama ga update T_T.
Kalian tagihin aku terus aja biar rajin update ya, hehehe.Gimana nih double updatenya??
Maaf kalau terlalu slow update ya.
Mungkin beberapa minggu ke depan juga bakal slow, lagi sibuk banget.Tapi doain sering - sering update ya hehehe.
Oh ya, gimana sama chapter ini?
Suka gak?
Sekali lagi maaf slow update ya.Jangan lupa tinggalin jejak ya.
Vote dan komennya jangan lupa.Maaf bila typo berdebaran,
terima kasih.See you next chapter.
Salam dari yang nulis
(Tanggal up)
KAMU SEDANG MEMBACA
'DIA' ADIK KITA
Teen Fiction"DIA ADIK KITA!!" "ADIK LU DOANG KALI!" Benci? Tidak, itu bukan benci. Itu rasa sayangnya yang salah cara pengungkapan. "Asal lu gak dipaksa lahir di hari itu, semua gak bakal kayak gini Zwei" ucap lirih Fenly Sudah terlihat, dia menyayanginya namun...