29. MAIN

353 55 3
                                    

Happy reading

"FIKII, UHUUYY. MAIN YUKK" teriak Zweitson kala sesampainya ia di rumah minimalis.

"BERISIK ZWEITSOONN" sahut dari dalam.

Zweitson hanya terkekeh pelan, menunggu pintu di depannya terbuka.

"Lama banget sumpah" ucap lelaki yang baru saja membuka pintu.

Zweitson hanya menampakkan senyumnya, "sorry".

"Ayo masuk, kasian si Aji mulai tadi lontang lantung sendiri" ucap Fiki sembari memimpin jalan.

Zweitson hanya menggeleng heran, bisa - bisanya si Fajri lontang lantung padahal sedari tadi bareng Fiki.

"Haloo para jomss" sapa Zweitson sesudahnya sampai di kamar Fiki.

"Ngaca kak" sahut Fajri.

"Lama banget lu Son"

"Ngapa? Kangen lu?"

"Dih"

"Lu berdua baru juga ketemu tengkar mulu, heran gw" ucap Fiki.

Keadaan kembali sunyi, mereka kembali fokus ke handphone masing - masing.

"Guys, ada yang tau lowongan kerja ga?" Tanya Zweitson dengan posisi yang sama.

"Tumben Son?" Tanya Fiki

"Bukannya bang Fenly kagak ngizinin ya?" Timpal Fajri.

"Gw kan sekarang dah jadi adek kesayangannya" ucap Zweitson dengan nada belagunya.

"Idih songong"

Layangan bantal mendarat tepat di atas kepala Zweitson. Sedangkan Zweitson hanya terkekeh geli.

"Ya karena papa udah ga pernah ngirim bulanan lagi, jadi gw bujuk aja tuh si Abang" jawabnya santai.

"Cek cok dulu ga Son" ucap Fajri dengan terkekeh.

"Ya ga dong, kan dah gw bilang, gw dah jadi adek kesayangannya" ucapnya songong.

"Gw timpuk lemari ye lu" ucap Fajri gemas.

Zweitson hanya tertawa.

"Heran gw, apa Kak Rein betah sama lu seharian gitu ya Son" gumam Fiki.

"Ya betahlah, orang gw adeknya" sahutnya.

"Kalau dah sama kakaknya dah beda orang Fik" sahut Fajri.

"Ih tau banget sih lu" ucap Zweitson dengan nada yang dibuat - buat.

Fajri menggidik geli, "Lu napa sih, takut gw lama - lama".

Zweitson mengacuhkan ucapan Fajri, dan kembali merebahkan dirinya.

"Guys gw mau cerita" celetuk Zweitson. Sebenarnya ia tak ingin menceritakan hal ini, tapi ia merasa kedua sahabatnya juga perlu tau.

"Sok, mangga" ucap Fajri yang masih terfokus pada benda pipih di tangannya.

"Gw tau dimana selama ini papa gw tinggal" satu kalimat yang terucap begitu saja, membuat kedua sejoli tadi spontan mengambil posisi duduk.

"Emang dimana?" Tanya Fiki.

"Papa gw ternyata udah nikah lagi"

Semua terdiam, mimik muka kedua sahabatnya mengekspresika bila mereka terkejut.

"Dia nikah sama mamanya Bang Shandy"

"WHAT THE F*CK" sentak Fajri spontan.

"Mulut lu minta gw cabein Ji"

"Kok lu ga kaget sih Fik"

"Ya karena gw tau"

"What!! Lu tau dari kapan Fik?" Ucap Zweitson yang kini sudah menghadap sobatnya itu.

Fiki menghela nafasnya, "udah lama".

"Kok lu ga ngasih tau gw?" Lirih Zweitson.

"Awal gw ga yakin Son, gw tau juga bukan karena apa. Gw tau karena gw ga sengaja bangShan ngomong sendiri di bengkel" jelas Fiki.

•••

Fiki berjalan menuju salah satu mobil yang terparkir sempurna di bengkel. Kini sudah menujukkan pukul setengah sembilan malam, tapi bengkel masih ramai.

"Capek juga ya" gumamnya.

Fiki anaknya memang jarang mengeluh, dia berusaha tidak mengeluh apapun keadaannya.

Mungkin mengeluh hanya satu dua kali. Contohnya seperti malam ini, kegiatan di sekolah hingga ekstrakurikuller yang ia ikuti memiliki jadwal yang padat. Ditambah lagi dia harus pergi bekerja.

Awalnya Farhan sudah melarang anak itu, tapi bukan Fiki namanya kalau tidak menolak mentah - mentah.

Selang beberapa waktu kemudian, semua pekerjaan anak SMA itu selesai. Ia memutuskan untuk pergi ke kamar mandi.

Sesampainya disana ia mendengar suara gumaman seseorang.

"Kenapa gw baru berani ngambil langkah ini setelah papa nikah sama mama dapet 2 tahun. Ketiga anaknya sekarang jauh dari kata cukup" gumamnya.

"Fen, gw minta maaf kalau selama ini gw ngehianatin lu. Gw bingung harus gimana" lanjutnya.

Setelah kalimat itu berakhir, Fiki segera masuk ke salah satu bilik kemar mandi. Ia tersadar bahwa suara itu adalah suara Shandy.

Dari penuturan Shandy tadi, Fiki bisa menyimpulkan sesuatu. Namun dirinya tak ingin menyimpulkan itu secara mentah - mentah.

***

Hai hai

Apa kabar semua?
Semoga sehat selalu

Gimana sama chapter ini?
Aku lupa kalau ada part ini di draft, hehehe

Jangan lupa tinggalin jejak ya.
Vote dan komennya jangan lupa.

Maaf bila typo berdebaran,
terima kasih.

See you next chapter.
Selamat menunaikan ibadah puasa

Salam dari yang nulis
(31 Maret 2023)

'DIA' ADIK KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang