Happy Reading
Hari ini bertapatan hari Rabu, Zweitson menuruni tangga dengan seragam yang lengkap.
"Bang, kemarin Zwei ditagih uang sekolah" ucap Zweitson saat sudah duduk di hadapan Fenly
"Uang yang kemarin kemana?" Tanya Fenly
"Udah habis bang, buat beli buku sama buat iuran tugas" ucap Zweitson sambil menunduk
"Gitu aja terus!!" Sentak Fenly
"Gue uang dari mana lagi buat bayar sekolah lu, uang gue juga udah nipis. Gue udah bilang hemat ya hemat" lanjut Fenly
"Te- terus gi- mana?" Tanya Zweitson ketakutan
"Lu tanya gue? Gue tanya siapa sialan" jawab Fenly dengan nafas yang sudah tak beraturan
"Akhir - akhir ini uang habis gara - gara pengeluaran lu, lu sadar gak sih ah" sentak Fenly sembari membanting sendok yang ada di tangannya.
Zweitson terlonjak kaget, Reinna pun tak kalah terkejut.
"Gak usah emosi bisa gak sih bang?" Tanya Reinna yang sembari tadi diam saja.
"Emang kenapa? Benerkan? Dia sukanya habisin uang aja, apa - apa uang. Rein, kita makan aja bahkan pakai telur sama kecap doang. Dia mikirnya uang uang dan uang" kata Fenly menggebu - gebu
Zweitson yang mendengar itu langsung lari keluar rumah.
"ZWEEII" teriak Reinna
Zweitson lari dan berhenti di sebuah halte.
"Hiks" runtuh sudah pertahanannya
"Sakit ya, bang kok sakit banget ya" lirihan Zweitson membuat siapa pun yang mendengarnya ikutan teriris
"Zwei gak boleh lemah, Zwei bisa kok lewati ini semua" seakan - akan bisikan itu datang di setiap Zweitson sedang terpuruk.
Dan Zweitson selalu menganggap itu adalah bentuk semangat dari mamanya.
"Iya ma, Zwei kuat kok. Doain Zwei terus ya dari sana" batin Zweitson seakan - akan menjawab bisikan itu.
•••
Malu. Iya malu.
Bagaimana tak malu, sekarang jadwal pemanggilan siswa siswi yang belum membayar sekolah.
Bukan malu tentang ekonomi atau apa.
Ditengah panasnya matahari, Zweitson dan 2 sahabatnya berdiri di tengah lapangan dengan berkalung kardus yang tertulis "SAYA AKAN SEGERA MEMBAYAR UANG SEKOLAH"
Mereka bertiga telat membayar uang sekolah hampir 3 minggu.
"Ma, Zwei gak malu ma kalau Zwei kekurangan. Tapi mengapa orang - orang tak bisa menghargai orang yang sedang kurang?" batin Zweitson.
Air matanya seketika jatuh bersamaan dengan derasnya air keringat yang mengalir di dahinya.
Setelah acara hukum menghukum tadi, kini Zweitson sedang jalan pulang. Iya jalan. Ia sedang tidak membawa uang sepersen pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
'DIA' ADIK KITA
Teen Fiction"DIA ADIK KITA!!" "ADIK LU DOANG KALI!" Benci? Tidak, itu bukan benci. Itu rasa sayangnya yang salah cara pengungkapan. "Asal lu gak dipaksa lahir di hari itu, semua gak bakal kayak gini Zwei" ucap lirih Fenly Sudah terlihat, dia menyayanginya namun...