08. NYESEK

756 125 7
                                    

Happy Reading

Karena kejadian di kantin, akhirnya mereka berempat memilih meninggalkan kantin dan menuju ke roftoop.

"Kalau lu gak mau pindah yaudah biar kita aja yang pindah" ucap Gilang

Fiki, Zweitson dan Fajri menoleh ke arah Gilang.

"Ayo gaes, bawa aja makanannya. Biar kita kenyang karena makanan bukan karena omongan gak jelas mereka" ketus Gilang.

•••

Di sini sekarang meraka berada. Duduk di lantai roftoop dengan ditemani oleh hembusan angin sejuk.

"Jamkos nih katanya" ucap Gilang

"Ahamdulillah, capek banget gw" ucap Fiki sembari merebahkan tubuhnya.

"Muka lu kok pada lebam sih Fik, mulai tadi gw perhatiin cara jalan lu juga agak beda" ucap Zweitson

"Punggung gw sakit gila" jawab Fiki

"Terus tuh muka?" Tanya Fajri

"Biasa, si Ervan dan adik adiknya" jawab Fiki. Fiki memejamkan matanya, ia menikmati suasana ini.

"Hah? Biasa?" Kaget Gilang

"Iye biasa, biasa yang suka nyegat gw dan ini hasilnya"
Gilang mengangguk kecil

"Ntar main ke tempat abang gw yuk" ajak Gilang

"Gw sih ayo aja" ucap Fajri

"Gw juga" sahut Zweitson

"Gw gak bisa, gw mau nyari kerja. Tempat kerja gw gulung tiker" jelas Fiki

"Ooo, butuh kerjaan ya. Yaudah ikut aja ntar, abang gw banyak lowongan" ucap Gilang

•••

Shandy sedang berada di bengkel Farhan. Ia duduk di salah satu kursi disana, dengan memperhatikan seseorang.
Ia menatap orang itu sangat dalam, ntah apa yang ia lakukan.

"Lu yang ngalamin, kok gw yang nyesek ya" batin Shandy

Matanya tak beralih menatap orang itu.

"Kalau dia tau, dia bakal marah gak ya sama gw? Gw kan udah dipercayai sama dia, eh tau tau gw termasuk orang yang ngehianati dia" batin Shandy lagi

Seorang laki laki berjalan mendekati Shandy.

"Bangsen" sapanya sembari duduk di samping Shandy

"Eh lu Rick" kaget Shandy

"Ada apa? Tumben banget nyamperin gw" tanya Shandy

"Emang gak boleh?" Tanya Ricky menyelidik

Spontan Shandy meraup wajah Ricky dengan gemas.

"Gw kan cuma nanyaaa" ucap Shandy gemas.

"Assalamualaikum abang abang penghuni bengkel" ucap seseorang yang baru saja datang.

"Berisik bocah" ketus Shandy

"Jawab dulu salamnya abang Shandy terhormaat"

"Waalaikumsalam adik Gilang yang berisik"

"Apa sih ribut ribut" ucap Farhan yang baru saja keluar ruangannya

"Eh kok rame?" Kaget Farhan

Gilang melangkah ke arah Farhan lalu menyodorkan tangannya dan diterima oleh Farhan.

Gilang mencium tangan sang abang, salam.

"Temen temen Gilang bang"

"Ooo, ayo sini duduk aja" ucap Farhan mempersilahkan Zweitson dan kawan kawan.

Shandy terdiam di tempat, matanya menatap salah satu dari mereka.

"Sial, liat wajahnya aja udah bikin nyesek. Kenapa gw harus ada di dalam keadaan ini" batin Shandy

"Bangsen" sentak Ricky

Shandy sedikit melompat kaget

"Apa sih Rick, ngagetin aja" ketus Shandy

"Yaudah semuanya, gw pamit dulu ya. Han nanti gw balik lagi, duluan ya guys" pamit Shandy

"Yaudah, pulang aja kali Sen. Lu kan dari tadi di sini" jawab Farhan

"Liat nanti"

"Yaudah sono pulang, titi dj ye bang" ucap Gilang

Shandy hanya mengangguk dan memberi salam lalu melangkah pergi.

•••

Shandy menghentikan motor ninjanya di sebuah taman.

Lalu berjalan ke salah satu bangku, ia sudah berjanji dengan seseorang.


Lalaki berambut sedikit gondrong itu menampilkan wajah tak percaya.

"Pa, kenapa papa gak samperin mereka? Mereka anak papa kan? Iya kan?" Ucap lelaki itu dengan nada gemetar.

"Saya gak bisa, kehadiran salah satu dari mereka membuat kehidupan saya hancur" ucap pria paruh baya itu.

"Asal papa tau, mereka hidup tak beraturan pa. Dimana yang seharusnya dia kuliah, ini malah kerja. Shandy yang liat aja udah sakit hati pa, apalagi mereka yang ngerasain"

Ya, lelaki berambut sedikit gondrong itu adalah seorang Shandy Maulana.


Nada dering telfon membuyarkan lamunan Shandy.

"Waalaikumsalam, iya?"

"..."

"Iya aku udah di tempat"

"..."

"Iya aku tunggu"

Sambungan telfon terputus. Hembusan nafas Shandy terdengar capek.

"Maafin gw Fen, Rein, Son" batin Shandy.

***

Hai hai hai

Gimana dama chapter ini?
Suka gak?
Maaf slow update ya.

Jangan lupa tinggalin jejak ya.
Vote dan komennya jangan lupa.

Maaf bila typo berdebaran,
terima kasih.

See you next chapter.

Salam dari yang nulis
(22 September 2021)

'DIA' ADIK KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang