Happy reading
"Percobaan selanjutnya"
Cowo berambut sedikit panjang itu berkelana di ponselnya.
"Dapet" gumamnya.
***
Kling kling kling
Beberapa pesan masuk beruturut turut.
"Siapa sih ganggu banget" ucap gadis itu sembari meletakkan bulpoin yang ia pegang.
-
-+62 85xx xxxx
"Halo selamat siang"
"Apa benar ini Reinna Caliana?"
"Apakah saya mengganggu waktu anda?"
-
-Beberapa pesan yang Reinna dapat.
"Siapa ini?" Gumamnya.
Lalu ia melihat profil dari sang penDM tadi.
"Kayak pernah lihat, tapi dimana?"
Dalam sekejap ingatan Reinna memutar sedikit cuplikan.
"Ha? Bukannya ini yang waktu itu debat sama papa ya?"
"Shandy?"
***
"Kenapa kamu meminta saya menemuimu?" Tanya sosok gadis itu.
Lelaki dihadapannya tersenyum tipis. Lalu mengeluarkan sebuah kertas berisi foto, foto pernikahan dan diserahkan kepada cewe dihadapannya.
"Apakah kamu mengenalnya, Reinna?"
Reinna menatap foto itu lalu mengalihkan pandangannya ke arah cowo tadi.
"Shandy Maulana, ada hubungan apa anda dengan papa saya?" Tanya Reinna
Shandy tersenyum tipis. "Santai aja, gak usah formal - formal"
"Gw kenal sama dia dan gw tau kalau dia papa lu. Gw cuma mau mempersatukan kalian lagi" ucap santai Shandy.
Reinna tersenyum sinis. "Anda siapa? Apa yang anda ketahui tentang keluarga saya? Ga usah sok ikut campur ya".
Reinna menatap curiga lawan bicara di depannya.
•
•"Ga berhasil deketin Zweitson, sekarang dia coba - coba ngehasut Rein" ucap seseorang dari kejahuan.
Lalu orang itu mengeluarkan ponselnya.
"Rein pulang"
Setelah mendapat balasan dari lawan bicaranya, ia segera memutuskan sambungan telponnya.
•
•"Kanapa nyuruh aku pulang?"
"Hujan"
"Abang cenayang?"
"Udah deh Rein, ganti baju sana"
"Ih ga jelas banget"
"Emang kamu dari mana?"
Reinna terdiam. Tak mungkin ia berkata jujur.
"Ya main sama temen. Udahlah Rein naik dulu" ucap Reinna kemudian melenggang menuju kamarnya.
Fenly hanya bisa menghela nafas capek.
*cling
Sebuah notip muncul dari layar ponsel Fenly.
KAMU SEDANG MEMBACA
'DIA' ADIK KITA
Novela Juvenil"DIA ADIK KITA!!" "ADIK LU DOANG KALI!" Benci? Tidak, itu bukan benci. Itu rasa sayangnya yang salah cara pengungkapan. "Asal lu gak dipaksa lahir di hari itu, semua gak bakal kayak gini Zwei" ucap lirih Fenly Sudah terlihat, dia menyayanginya namun...