18. KONTEN

709 98 6
                                    

Happy reading

"Huft"

Helaan nafas lelah terdengar dari mulut Zweitson.

"Gila, gw kayak dikejar anjing aja" ucapnya.

"Zweitson" cegat seseorang saat Zweitson hendak melanjutkan perjalanan pulangnya.

"Eh, apa sih bang?" Tanya Zweitson terkejut.

"Lu kenapa sih kok ngehindar terus?"

"Elu yang kenapa? Kenapa ngejar ngejar terus?"

"Bukan sekali ini aja loh bang, lu selalu nunggu gw pulang sekolah. Mau lu apa? To the point. Tapi inget, gw ga akan mau ikut lu buat ketemu papa" tegas Zweitson.

"Kenapa lu ga mau sih? Emang lu ga kangen?"

"Bang Shandy, lu ga berhak untuk itu. Lu kenapa berusaha banget masuk ke kehidupan gw?"

Yaps, ini sudah sekian kalinya Shandy mengejar Zweitson dengan satu alasan, "Gw pengen lebih dekat, karena dia adik gw".

"Huft, gw mau ngasih tau fakta sama lu, tentang..."

"Papa?" ucapan Shandy terpotong.

Shandy hanya mengangguk.

"Denger ya bang, gw emang pingin ketemu sama papa. Tapi tidak untuk sekarang"

Perdebatan yang terjadi di keduanya bukan sekali ini, tetapi sudah berkali kali. Dan tanpa mereka sadari, ada sepasang mata yang selalu mengawasi mereka.

"Gw akan nyari tahu sendiri sebelum lu ngebongkar semuanya ke adik gw" batin seseorang itu.

"Kali ini lu aman lagi, sampai lu ngelanggar janji itu, habis lu sama gw" batin seseorang itu lagi, lalu melenggang pergi dari tempat persembunyiannya.

"Stop sampai sini bang. Stop sampai sini lu ikut campur atas keluarga gw. Maaf kalau sekiranya gw kurang sopan sama lu, tapi gw harus lakuin ini" setelah mengucapkan itu, Zweitson melenggang pergi dari hadapan Shandy.

"ARGH GAGAL LAGI" teriak Shandy frustasi.

"Susah banget, apa gw coba buat ngobrol smaa Reinna? Tapi apakah responnya akan lebih baik?"

"Argh, gw cape. Tapi gw harus terus maju untuk membenahkan semuanya"

Cowok berambut peek a boo merah itu berjalan malas menuju mobil yang ia parkir di dekat sekolah Zweitson.

•••

"FARHAAAN"

"SOPAN DIKIT LO JADI ADEK"

"TURUN BEGE, NIH ADA GOPUD SAMA PAKET. PAKET LO BELUM BAYAR"

"IYAA BENTAR"

"LAMA AH"

"Berisik bego" ucap Farhan sembari menoyor kepala sang adik.

Saat Gilang melihat Farhan menghampiri tukang paket tadi, ia melenggang pergi menuju ruang keluarga.

"Beli apaan lo sampai bisa dateng barengan gitu?" Tanya Gilang saat Farhan sudah duduk di sebalahnya.

"Barang bengkel"

"Anjir beli gituan doang di sopi. Biasanya juga beli di sini" gerutu Gilang

"Bacot lo ah, tuh makan" Farhan melempar kantong kresek yang berisi nasi yang ia beli tadi.

"Ga bawa sendok?"

"SEKTE MANA LU MAKAN NASI PADANG PAKE SENDOK?"

"Ga usah teriak juga lah bego"

'DIA' ADIK KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang