Happy reading
Angin semilir menerpa rambut kecoklatan itu.
"Papa? Ka Shandy?" Ucap seseorang itu
"Ada hubungan apa mereka? Kok serasa deket banget"
"Napa si Fen, serah serah dia lah. Ngapain juga ngurusin itu, lu aja kagak diurusin. Uang aja pelitnya minta ampun" ketus seorang itu.
Ya Fenly, ia sedang berada di balkon kamarnya. Ia sedang mengingat kejadian tadi siang yang membuatnya penasaran.
"Huft, udahlah ga penting juga" ucap Fenly
Tapi mata Fenly tak bisa di bohongi. Matanya menatap langit dengan begitu sendu.
"Hahaha, ga penting. TAPI GW KANGEN BEGO" teriak Fenly. Tiba tiba suara petir menggelegar. Rintikan hujan mulai terdengar.
"Tuhan, kamu sangat baik. Kamu memberikan hujan disaat ciptaanmu ini sedang lemah" lirih Fenly.
Ia tetap berada di balkon, padahal hawanya sedang sangat dingin.
•••
"Hujan" ucap perempuan itu
"Zwei kok belum pulang ya"
Yaps itu Reinna.Zweitson memang izin untuk pulang lambat karena ingin bermain dengan teman temannya.
Reinna berjalan ke lantai dua, tujuannya sekarang yaitu ke kamar sang abang. Ia tau, hujan adalah kesukaan Fenly. Dan setiap hujan, Fenly selalu berada di balkon hanya sekedar menatap air yang turun itu.
Reinna membuka perlahan pintu kamar sang abang. Setelah masuk, ia mengambil selimut sedikit tebal di lemari, lalu berjalan ke arah balkon.
Selimut terselimpang di pundak Fenly.
"Rein" ucap Fenly tanpa menoleh, karena sudah menjadi kebiasaan. Jika sedang hujan Reinna selalu menemui Fenly.
"Abang kenapa lagi?" Tanya Reinna dan dibalas gelengan oleh Fenly.
"Cape ya? Aku pijitin ya" tanpa menunggu persetujuan Fenly, Reinna mulai memijat pundak hingga ke kening Fenly.
Sedangkan Fenly menikmati itu.
Disela sela kegiatannya, Reinna menyeletuk sesuatu.
"Abang ga kangen papa?" Tanya Reinna tiba tiba dan membuat Fenly sontak menoleh.
Fenly berusaha menampilkan wajah bodoamat serta mengangkat acuh bahunya.
Reinna menghela nafas, ia tau luka terlalu besar yang tertoreh di hati Fenly."Tadi Rein ketemu papa, tapi ga sendiri" ucap Reinna
Fenly terkejut, ternyata bukan hanya dirinya yang melihat sang papa.
"Kamu lihat dimana?" Tanya Fenly
"Kayak di bengkel gitu" jawab Reinna
"Kok bisa sampai ke bengkel kamu?"
Flashback on
Pagi hari pukul 09.00 tepat, Reinna menunggu ojek online yang ia pesan.
Beberapa menit kemudian, ojek online pun datang dan Reinna langsung naik dan berangkat ke kampus.
Ternyata ban motor ojek tadi kempes di tengah jalan dan terpaksa untuk ke bengkel terdekat untuk mengisi angin.
Samar samar Reinna terdengar orang ribut di dekatnya, karena penasaran ia mendekat untuk melihat.
"Papa" gumam Reinna
KAMU SEDANG MEMBACA
'DIA' ADIK KITA
Teen Fiction"DIA ADIK KITA!!" "ADIK LU DOANG KALI!" Benci? Tidak, itu bukan benci. Itu rasa sayangnya yang salah cara pengungkapan. "Asal lu gak dipaksa lahir di hari itu, semua gak bakal kayak gini Zwei" ucap lirih Fenly Sudah terlihat, dia menyayanginya namun...