Setelah menyelesaikan tugasnya, Jungwon lansung mengemasi barang-barangnya dan memutuskan untuk langsung kembali ke apartemennya, Jungwon membawa motornya melaju melintasi jalanan sepi pusat kota pada pukul 00.12 tengah malam. Namun tiba-tiba ban motornya mengalami sebuah masalah, membuatnya harus menepikan motornya untuk mengecek apa yang terjadi pada scoopy kesayangannya. Jungwon meringis melihat kondisi ban motornya saat ini. "Kenapa harus bocor sekarang sih?!" Jungwon hampir gila dibuatnya, bagaimana caranya kembali ke apartemennya yang jaraknya cukup jauh. Siapa yang akan berbaik hati membantunya di tengah malam begini. Jungwon mengacak rambutnya frustasi.
Tiba-tiba punggungnya merasa ada sebuah peluru bersarang disana, "obat bius," ucapnya kemudian pandangannya gelap. Jungwon bisa merasa tubuhnya tumbang menyentuh aspal.
Begitu sadar Jungwon berada di sebuah ruangan mewah bernuansa putih, ada sebuah jendela besar di sampingnya tapi ditutupi oleh pelang besi, sebuah kamar mandi, dan beberapa vas dan benda pecah belah lainya, dan juga ada meja belajar juga disana. Jungwon berusaha mengeksplorasi sambil melihat-lihat detail kamarnya. Jungwon cukup terkejut dengan kamar mandi yang harus diakses dengan semacam alat. Namun saat mengeksplarasi meja belajar yang ada disana, matanya menangkap sebuah surat yang tergeletak disana, Jungwon pun mendekat ke meja belajar itu untuk memastikan apa yang ada disana.
Jungwon membuka surat itu dan menemukan surat undangan, "Berkumpul di Aula, pukul 19.00 malam ini." Setelah membaca Jungwon melihat jam dinding yang terpasang disana. "18.45," sepertinya waktunya untuk pergi.
Begitu keluar dari kamar, Jungwon melihat banyak kamar lain di koridornya saat ini. Tak tau jalan tapi Jungwon terus menyusuri koridor mengikuti feelingnya. Ruangan yang berada di tengah koridor dengan pintu kayu besar ini pastilah ruangan aula, pikirnya.
Begitu membuka pintu besar itu matanya membola, melihat tak hanya dirinya yang berada di sana. Jungwon melihat ada 10 orang termasuk dirinya disana, merkea semua menatapnya sekilas dan kemudian kembali ke aktifitas mereka masing-masing. Berbincang dengan rekan, ada yang membaca buku dan lain sebagainya.
Namun tiba-tiba sebuah layar raksasa muncul di hadapan mereka semua. "Selamat datang para Survivor, saya Minor akan membimbing kalian semua. 15 orang sudah berkumpul. Kalian bisa cek di saku kalian ada sebuah alat yang akan memandu kalian selama kalian berada di sini. Gunakan alat itu sebaik mungkin, saya beri waktu 10 menit bagi kalian untuk memeriksa perangkat itu." Kemudian layar besar itu hilang.
15 orang di aula langsung memeriksa alat yang di maksud, termasuk Jungwon. "Disana di tampilkan data dirinya nomor kamar, dan data diri lainya."
Tanpa ia sadari seseorang datang menghampirinya, "Hei Yang Jungwon," ucap orang itu. "Taki," balasnya. "Akhirnya ada seseorang yang aku kenal," balasnya. Taki adalah teman Jungwon saat SMP dulu, tapi itu sudah sangat lama, bahkan Jungwon tak begitu ingat penampilan Taki saat itu.
"Apa acara berbincang kalian sudah selesai? Aku ingin bertanya mengapa kami bisa berada disini?" ucap seseorang.
"Apa kita terjebak disini, kenapa banyak pelang dan besi yang membatasi masing-masing jendela, apa kami terjebak disini. Cepat bebaskan kami!" ucap yang lainya.
Robot bernama minor itu tak menjawab tiap pertanyaan yang mereka lontarkan justru menampilkan beberapa emot mengejek. "Mengapa tidak kalian selidiki saja sendiri?" Setelah mengatakan itu layar besar tadi mati dan menghilang begitu saja.
"Kita harus berpencar dan menyelidiki tempat ini lebih jauh," ucap seseorang. Akhirnya mereka pun setuju dan berjalan keluar dari aula, mulai berpencar mencari tahu lebih jauh soal bangunan dan tujuan mereka berada disini!
Taki dan Jungwon berjalan bersama sambil melihat perangkat mereka, "apa disini ada fitur denah lokasi?" tanya Taki.
"Entahlah, coba aku cek," balas Jungwon.
Ternyata benar ada denah lokasi, lengakap dan jelas. "Bagaimana kalau kita ke ruang siaran? mungkin kita bisa menemukan sesuatu," saran Jungwon dan diangguki oleh Taki.
Saat hendak mencapai anak tangga ada sebuah teralis besar yang menghalangi jalan mereka, "Bagaimana ini?" Jungwon menggeleng, "entahlah Taki, area jelajah kita di batasi."
Karena tak mendapatkan apapun, akhirnya mereka memutuskan untuk kembali ke aula dan menunggu yang lainnya disana. Namun saat dalam perjalanan, sebuah pengumuman mengalihkan perhatian Jungwon dan Taki, "Harap berkumpul kembali ke aula," suara Minor meminta mereka kembali ke aula.
Saat kembali ke aula, layar monitor besar kembali muncul, "Baiklah, saya rasa lebih dari cukup waktu yang saya berikan kepada kalian semua. Jadi langsung saja, sayalah penanggung jawab disini jika ada yang ingin kalian tanyakan panggil saja. Kalian akan tinggal disini selama sisa hidup kalian."
"HA????" Hampir, semua mempertanyakan apa yang di maksud 'selama sisa hidup'
"Kalian akan di sediakan berbagai fasilitas mewah, stock makanan lengkap dan berbagai kenyamanan lainya, tapi kalian harus menaati peraturan-peraturan yang ada."
Kemudian muncul layar monitor lain yang menampilkan peraturan yang ada.
1. Untuk keluar dari tempat ini, kalian harus saling membunuh satu sama lain. Bebas menggunkan alat apa pun. Hanya 1 orang terakhir yang dapat keluar dari tempat ini.
2. Kalian dilarang menyerang Minor, jika hal itu terjadi ada sebuah pinalti yang akan menanti kalian.
3. Batas pembunuhan dalam sehari hanya boleh 2 orang.
4. Pengumuman penemuan mayat akan diumumkan ke masing-masing survivor ketika sudah ada 3 saksi mata/ orang yang melihat tubuh mayat itu.
5. Kalian dilarang memindahkan atau membuang barang bukti setelah korban kehilangan nyawanya. Mayat korban akan langsung dipindahkan 4 jam setelah kematiannya. Jadi investigasilah sebaik mungkin.
6. Jika terjadi kasus pembunuhan, maka akan diadakan investigasi untuk menentukan tersangka pembunuhan dan orang yang ketahuan akan mendapatkan sangsi yang sangat berat. Jika tebakan kalian salah maka yang akan menang dan keluar dari tempat ini adalah sang pembunuh.
7. Dilarang meminjam device orang lain. Kecuali telah disetujui oleh kedua belah pihak.
8. Peraturan baru akan terus ditambahkan atas persetujuan Minor.
Setelah membaca semua peraturan itu Jungwon cukup terkejut dengan peraturan-peraturan yang ada, apa ia tidak salah baca?
"Saling membunuh? Ini tidak masuk akal. Kenapa kami harus mematuhimu?" Itulah yang di pikirkan oleh mereka, "Jungwon hanya diam, mencoba mencerna apa yang sebenarnya terjadi disini.
"Itu hanyalah aturan bagi kalian yang ingin keluar dari tempat ini. Selama kalian aman dan betah, kalian tidak perlu melakukan hal itu. Benar bukan? Kalian hanya perlu menghabiskan seluruh hidup kalian disini!"
Semua tertunduk, beberapa dari mereka masih belum mempercayai hal ini terjadi kepada mereka, "ini bohong kan?" Seseorang menjawab pertanyaan itu, "masalahnya bukan lah bohong atau bukan, tapi masalahnya adalah akan ada orang bodoh yang akan terpancing dan membawa masalah ini dengan serius!"
Dan inilah kehidupan baru Yang Jungwon, penuh dengan rasa keputusasaan.
#tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Survival - Last Effort ft ENHYPEN
FanfictionTerjebak di sebuah dormitori dan diharuskan untuk saling membunuh dan bertahan hidup di dalam permainan dan bertahan dalam sidang untuk mengungkap pembunuhnya. Bagaimana akhirnya? Tiba-tiba sebuah robot mini berbentuk komputer muncul di depan kami...